KOMPAS.com – “Trakk..trakk..ckk…” Bunyi kecipak dan kayu terinjak bergantian terdengar. Rentetan suara itu datang dari perkebunan anggur di Hunter Valley, New South Wales, Australia, tepatnya bebunyian dari proses pembuatan minuman anggur atau wine.
Tak ada mesin canggih di sana. Hanya ada gentong kayu berukuran besar dan tumpukan buah berwarna ungu, anggur. Satu dua orang memasuki gentong itu bertelanjang kaki, menginjak-injak buah anggur yang ditaruh di dalamnya.
Grape stomping atau injak anggur, begitu teknik tersebut dinamakan. Mereka yang sedang terlibat dalam proses pembuatan anggur itu bukan petani, bukan juga pekerja pabrik, melainkan pelancong yang datang ke perkebunan anggur tersebut. Mereka belajar membuat minuman beralkohol itu memakai cara tradisional.
Bersambut bunga dan legenda
Berbeda dengan destinasi wisata di Australia yang kebanyakan menyajikan keindahan kota, Hunter Valley justru mengedepankan perjalanan dari berhektar-hektar kebun anggur. Cara pembuatan minuman anggur itu menjadi bagiannya.
Hunter Valley bisa dijangkau dengan dua jam berkendara dari Sydney. Di sana, pengunjung juga bisa mencicipi anggur khas Australia yang diklaim memiliki kualitas terbaik di dunia. Namun, sebelumnya, jangan sampai terlewat menikmati Hunter Valley Gardens di kawasan yang sama.
Pelancong bisa menumpang kereta kecil berkapasitas 24 penumpang untuk berkeliling Hunter Valley Gardens. Kebun seluas 25 hektar tersebut ditanamai rupa-rupa bunga. Salah satu bagian kebun dinamai Rose Garden, petak yang ditumbuhi sekitar 150 jenis mawar.
Masih di Hunter Valley, pelancong juga dapat menjumpai Storybook Garden. Taman ini siap membawa siapa pun bernostalgia ke masa kecil. Pengunjung akan disambut lagu-lagu "Nursery Rhymes". Di dalamnya ada juga patung si kepala telur “Humpty Dumpty” dan “Jack and Jill” yang berpose tergelincir saat menuruni bukit.
Sudut lain Storybook Garden menyajikan satu meja yang bisa menjadi tempat minum teh bersama patung-patung dalam tokoh “Alice in Wonderland”. Selesai bernostalgia di sini, tiba saatnya menyambangi kilang anggur sambil mempelajari sejarahnya.
Dahulu, kilang anggur di Hunter Valley dibangun oleh beberapa keluarga. Pokok anggur pertama ditanam pada 1920-an menjadi cikal bakal kawasan tersebut sebagai lokasi budidaya anggur tertua di Australia.
Dari perkebunan Audrey Wilkinson lahir minuman anggur seperti Hock dan Claret. Campuran minuman dari perkebunan anggur ini pada 1900-an mendapat penghargaan dari Kerajaan Inggris. Sejumlah besar produksi minuman dari kilang ini juga dikirim ke London, Inggris.
Tak cuma anggur dan wine
Bagi Anda yang bukan penikmat wine, Hunter Valley punya suguhan lain. Di sini ada pabrik dan toko keju. Pengunjung bisa menikmati berbagai macam keju, dari yang dibuat tiga bulan lalu sampai tiga tahun sebelumnya.
Meski terbuka sepanjang tahun, Hunter Valley menggelar pula ajang khusus bagi penikmat keju dan minuman anggur. Dalam hajatan setiap Juni bernama "Hunter Valley Food & Wine Festival" tersebut, juga ada pertunjukan musik dan opera.
Untuk menikmati beragam destinasi tersebut, Anda perlu merencanakan sebuah perjalanan khusus. Menikmati Hunter Valley secara utuh tak akan cukup dalam satu hari. Karenanya, perancangan perjalanan termasuk soal jadwal penerbangan perlu disiapkan jauh-jauh hari.
Jangan khawatir, saat ini sudah ada penerbangan langsung yang dapat mengakomodasi Anda menuju Australia dengan harga bervariasi. Qantas Airways, misalnya, bahkan menawarkan harga promo bila tiket dibeli pada Februari 2016.
Penasaran?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.