Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjemput Tamu dengan Berkuda, Ikon Baru Pariwisata Flores

Kompas.com - 01/03/2016, 16:51 WIB
Markus Makur

Penulis

Kemarau panjang 2015 mengakibatkan kuda mati karena rumput di Padang Mausui mati. Saat ini kuda jantan hanya 25 ekor, sedangkan kuda betina masih ada ratusan ekor.

Saat musim kemarau panjang, kuda diselamatkan dengan dibawa kepada keluarga dekat untuk dipelihara.

Pada Maret dan April 2016, kuda yang dibawa keluar dikembalikan ke Padang Mausui sebab rumput sudah tumbuh karena hujan turun selama ini.

Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Ledalero, Maumere, Ignas Ledot, SVD kepada KompasTravel saat kunjungan Januari 2016 lalu menjelaskan, tradisi menjemput tamu dengan berkuda sangat unik dan langka.

Tradisi ini hanya ada di Kabupaten Manggarai Timur. Suku Rongga masih melestarikan dan mempertahankan budaya ini.

“Selama Kuliah di STFK Ledalero sampai menjadi imam, saya baru pertama kali mengalami penjemputan oleh masyarakat dengan berkuda. Ini sangat menarik dan unik. Saya berharap tradisi ini dipertahankan,” jelasnya.

Pastor Paroki Santo Arnoldus Waelengga, Hieronimus Jelahu mengatakan, tradisi menjemput tamu dengan berkuda dibangkitkan lagi.

Tradisi unik hanya ada di masyarakat Suku Rongga. Bahkan, selama ini kuda milik masyarakat disewa untuk horse trekking di Padang Mausui dan Teleng oleh wisatawan asing.

“Saya terus mengajak masyarakat untuk tetap memelihara kuda sehingga keberlanjutan tradisi ini dipertahankan. Bahkan, geliat pariwisata di Flores terus meningkat sehingga ada dampaknya bagi masyarakat lokal,” jelasnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tradisi warga Suku Rongga di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menjemput tamu dengan berkuda serta berpakaian adat.
Berkuda sebagai Budaya Orang Manggarai

Pada zaman dahulu, leluhur orang Manggarai yang tersebar di kampung-kampung selalu menggunakan kuda untuk bepergian. Jikalau orang Manggarai berkunjung ke keluarga di kampung lain selalu menunggang kuda.

Bahkan, orang Manggarai sering bercerita bahwa berkuda juga dipergunakan untuk mengambil ikan dari warga yang hidup di pegunungan ke pesisir pantai.

Selain itu, kuda juga dipergunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti jagung, padi, kemiri dari ladang ke rumah.

Selain, kuda juga wajib dipelihara orang Manggarai. Kuda juga diperuntukkan untuk mahar perkawinan dari pihak orangtua laki-laki kepada pihak orangtua perempuan.

Dan juga menunggang kuda pergunakan oleh misionaris Katolik untuk berkunjung dari kampung ke kampung di seluruh wilayah Manggarai Raya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com