JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia punya sate Madura dan Padang, tetapi sate yang tak kalah lezatnya untuk lidah orang Indonesia ialah Yakitori atau sate khas Jepang.
Di Bintaro sektor sembilan, tepatnya di awal Jalan Senayan Utama HB 1 Nomor 5 terdapat gerobak seperti angkringan yang berhiaskan tirai merah dan lampion-lampion yang bergantungan. Berdekatan dengan Jalan Maleo, gerobak bernuansa Jepang ini berada di depan bengkel besar yang tutup pada malam hari.
Sate tersebut tidak begitu berbeda dengan sate pada umumnya, hanya memiliki bumbu yang khas seperti daerah asalnya. Marhali, sang pemilik kedainya mengatakan bahwa daging ayamnya dipih dari ayam yang berusia tidak terlalu tua, agar mendapatkan daging yang empuk.
“Selain bumbunya yang khas Jepang, dagingnya juga dipilih dari ayam yang muda namun sudah besar. Dan dipisah dari lemak atau gajihnya, jadi kita pakainya hanya kulit, daging paha, daging dada, dan tulang muda,” ujar Marhali, saat ditemui KompasTravel di kedai Sate Jepang Hachi Yakitori Bintaro miliknya, Selasa (1/2/2016)
Berbeda dengan sate madura yang menggunakan lemak, sate ini sama sekali tidak menggunakannya. Marhali menambahkan, yakitori sendiri memang tidak menggunakan lemak sama sekali. Kulitnya pun dipisahkan dari lemak, agar mendapat tekstur yang renyah setelah dibakar.
Terdapat empat hidangan di kedai sate jepang ini berdasarkan bagian penggunaan ayam yaitu daging paha, daging dada, kulit, dan tulang muda. Yakitori kulit menjadi menu yang paling banyak dipesan para pelanggan. Menurut Marhali sendiri, karena banyak yang menyukai tekstur renyahnya setelah dibakar.
Satu porsi yakitori atau sate Jepang campur seharga Rp 12.000 bisa Anda pesan untuk mencicipi semua jenis yakitori yang dijual. Ayam dibalut saus ala Jepang dengan taburan bubuk cabai di pinggirnya. Tidak lupa onigiri tuna seharga Rp 6000 menjadi pelengkap yang paling pas.
Bumbu yang gurih namun manis, serta teksturnya kental seperti sagu. Bumbu khas tersebut menutupi daging paha yang sangat lembut. Untuk yang suka daging dengan tekstur lebih padat, dapat memesan bagian dada. Sedangkan Yakitori kulit memang terasa renyah, bercampur gurih dan manisnya saus terasa sangat pas.
Onigiri yang disajikan ternyata dibakar bersama satenya, juga diolesi bumbu yang sama saat di pembakaran. Nikmat dimakan saat panas, begitu turun dari pembakaran. Ketika dibelah mengeluarkan asap tipis dengan potongan gilingan daging tuna yang kemerahan di dalamnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.