Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Chen Bromokusumo
Budayawan

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan

Mi Instan dan Sejarahnya

Kompas.com - 07/03/2016, 12:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata
Mi instan sekarang sudah menjadi “makanan pokok bayangan” setelah nasi! Tak ada nasi mi instan pun jadi. Kira-kira begitulah semboyan masyarakat kita sekarang ini.

Fenomena mi instan sungguh luar biasa. Dalam perkembangannya 20 tahun terakhir di Indonesia dan juga dunia.

Masih jelas dalam ingatan semasa SD, pergi ke PRPP – Pekan Raya Promosi Pembangunan) semacam Pekan Raya Jakarta, tapi ini di Semarang, dengan peserta dari Jawa Tengah, di situ biasa ada stand dari beberapa produser mi instan yang menjajakan mi-nya, dimasak di tempat dan dinikmati langsung oleh pengunjung.

Masa itu rasanya keberadaan mi instan di meja makan dan lemari dapur keluarga Indonesia belumlah sedahsyat sekarang ini. Namun sekarang, keberadaan mi instan sudah begitu luas dan menyusup ke seluruh lapisan masyarakat.

Dari gerobak angkringan, warung kaki lima, warteg, kantin, rumah kost, rumah tangga, semua tak lepas dari keberadaan mi instan ini.

Noodle, mi, atau ada orang yang menyebut bakmi. Dari manakah mi ini berasal? Tidak susah ditebak, ya memang, dari negeri Tiongkok.

Orang Italia, Arab dan Tiongkok sama-sama klaim bahwa merekalah penemu mi, tapi yang jelas bukti dan jejak tertulis tercatat ditemukan di jaman East Han Dynasty di antara tahun 25 – 220 Masehi.

Jejak tertua ditemukan bulan Oktober 2005 di situs Lajia (Qijia culture) di pinggiran Yellow River di Qinghai terbuat dari foxtail millet dan broomcorn millet.

Secara umum mi didefinisikan sebagai: adonan tipis dan panjang, digulung dan dimasak dalam cairan mendidih. Cairan mendidih ini bisa air, bisa kuah, bisa minyak, sehingga bisa dikatakan bahwa cairan mendidih adalah media pemasak mi.

Kata noodle sendiri ditengarai dari bahasa Jerman nudel dan kemungkinan berasal dari akar kata nodus (knot = simpul) dari bahasa Latin. Sementara kata “mi” berasal dari dialek Hokkian dari kata “mian” (baca: myen).

Menurut bahan bakunya, ada beberapa jenis mi, yakni yang dari millet, wheat atau gandum, beras, mung bean, kentang (potato) atau canna starch dan buckwheat.

Itulah ‘mainstream’ bahan baku mi di seluruh dunia. Namun demikian makin banyak lagi bahan mi yang divariasi dan dimodifikasi dari jagung misalnya, ketela rambat, singkong dsb. Tapi gandum masih memegang urutan tertinggi dalam dunia per-noodle-an.

Ide untuk membuat instant noodle adalah untuk mengawetkan. Jejak awal instant noodle ini dari Qing Dynasty, yang disebut dengan yimian, digoreng dengan cara deep fried untuk disimpan dalam jangka waktu lama.

Sejarah singkat Mi Instan

Instant noodle modern ditemukan pertama kali oleh Momofuku Ando seorang Taiwan yang pindah ke Jepang. Beliau ini sekaligus adalah pendiri Nissin Foods, salah satu pembuat instant noodle terbesar di dunia.

Metode sederhana beliau awalnya adalah memasak mi dalam kuah yang ada rasanya, kemudian deep fried dengan minyak kelapa sawit untuk mengeringkannya sehingga menjadi kering sama sekali. Untuk memakan tinggal dipanaskan dengan air panas saja.

Beberapa metode pembuatan instant noodle dicoba beliau, termasuk cara pengasapan dan penggaraman, serta penggorengan dengan minyak goreng jenis lain, tetap saja akhirnya penggorengan dengan minyak sawit yang terbaik.

Tahun 1958 Nissin meluncurkan mi instan yang pertama, Chicken Ramen di Osaka. Lompatan bersejarah berikutnya di tahun 1971 ketika Nissin memperkenalkan cup noodles kepada dunia. Dan disusul pengembangan lainnya termasuk menambahkan sayuran yang dikeringkan untuk melengkapi hidangan mi tersebut.

Di tahun 2000 survey yang diadakan di Jepang mendapati bahwa mi instan merupakan temuan yang paling penting di abad ini. Diikuti dengan karaoke, bahkan compact disc hanya menempati urutan ke 5.

Menurut Instant Ramen Manufacturers Association dan World Instant noodles Association, negara-negara di Asia lah yang menempati jawara baik pembuatan dan konsumsi.

Di tahun 2005 saja 85 miliar bungkus instant noodles dimakan di seluruh dunia. Tiongkok menempati jawara pertama dalam konsumsi dan produksi kira-kira 50 miliar bungkus, Indonesia malah melampaui Jepang (dapat dimengerti karena jumlah penduduknya) mencapai 15 miliar bungkus, Jepang sekitar 6 miliar bungkus.

Namun juara per kapita dipegang oleh penduduk Korea Selatan yaitu sekitar 73 bungkus/orang/tahun. Dalam 5 tahun belakangan jumlah tsb sudah berlipat ganda paling tidak mendekati 2 kali lipatnya.

Nilai perputaran uang untuk mi instan di Indonesia mencapai Rp 15 Triliun di tahun 2008 saja. Pertumbuhan mi instan mulai melesat sejak tahun 2004 di mana hanya 979.628 ton menjadi 1.691.588 ton di 2006 dengan pertumbuhan rata-rata 18.6% per tahun, tertinggi di dunia!

Untuk tahun 2009, diperkirakan sudah mencapai kapasitas produksi mendekati 1,9juta ton, bertumbuh 8.9% dari 2008.

Dengan makin membesarnya produksi mi instan di seluruh dunia dan makin populernya di mana-mana, kebutuhan minyak sawit terus meningkat.

Mayoritas produksi minyak sawit di dunia adalah untuk proses produksi mi instan ini. Bukanlah untuk bio-diesel seperti anggapan dan propaganda pecinta lingkungan.

Berapa banyak minyak sawit yang dimasukkan ke tanki kendaraan dibandingkan dengan minyak sawit yang digunakan untuk proses produksi mi instan, jelas tidak bisa dibandingkan sama sekali.

Penemu mi instan Momofuku Ando tutup usia di 96 tahun pada 2007. Jasa-jasanya untuk the most popular culinary in the world akan dikenang sepanjang masa. Tahun 1999 dibuka museum khusus instant noodles di Ikeda dengan nama Momofuku Ando Instant Ramen Museum.

Sebelum menutup mata, sang penemu puas mencapai impian terbesarnya, yaitu membawa mi instannya menembus angkasa luar.

Di bulan Juli 2005, Nissin memperkenalkan vacuum packed instant noodle yang dibuat khusus untuk astronot Jepang, Soichi Noguchi yang dibawa dalam misi ke luar angkasa Discovery di bawah NASA Space Shuttle Program.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com