Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berau Kini Lebih Memperhatikan Sektor Pariwisata

Kompas.com - 11/03/2016, 06:39 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, mengatakan untuk tidak mau bergantung lagi kepada industri batubara dan sawit, yang selama ini menjadi tulang punggung daerahnya. Sebagai gantinya, ia mulai konsern membangun pariwisata daerahnya yang sebenarnya unggul.

“Pariwisata Berau sebenarnya sangat unggul dari beberapa daerah lain. Saat ini baru terkenal Derawan, padahal sangat banyak lagi bahkan ada yang hanya dimiliki oleh kita, dari infrastruktur, akses, penginapan sudah unggul,” ujar Agus, saat ditemui KompasTravel di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Senin (7/3/2016).

Agus mengakui jika selama ini Kabupaten Berau, Kalimantan Timur terlalu bergantung pada industri batubara dan kelapa sawit. Sehingga ketika harga kedua komoditi jatuh di pasaran, bahkan tidak ada indikasi pulih, perekonomiannya pun ikut limbung.

“Sekarang ketika kedua industri itu turun, ekonomi kita ikut melemah, daya beli menurun. Akhirnya kita memutuskan untuk tidak lagi mengandalkan kedua industri tersebut,” ujar Agus.

Dia menambahkan, sebenarnya sampai saat ini pihaknya masih kurang dalam hal pengemasan dan penjualan destinasi-destinasi wisata. Terlebih berbagai keindahan bawah laut yang dimiliki Kabupaten Berau yang mayoritas disukai wisatawan mancanegara, seperti para penyelam.

Ke depan, lanjut Agus, pihaknya akan lebih giat mempromosikan pariwisata Berau di dalam maupun luar negeri. Selain itu membangun fasilitas termasuk bandara kedua yang Juni nanti akan diresmikan di Pulau Maratua. Masyarakat Berau pun akan diedukasi, dan dibentuk Badan Promosi Pariwisata bekerja sama dengan masyarakat, termasuk LSM dan warga adat.

Dok. KOMPAS TV Pemandu Acara 100 Hari Keliling Indonesia Kompas TV, Ramon Y Tungka Menyelam Bersama Ubur-ubur di Kakaban, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur

Berbagai Keunggulan Wisata Berau

Selain Pulau Derawan yang kini menjadi primadona bayak penyelam (diver) Indonesia maupun mancanegara, Berau memiliki lebih dari 44 spot diving. Menurut Agus, keindahannya bisa disejajarkan dengan spot-spot ternama lain di Indonesia, seperti Bunaken hingga Raja Ampat.

Seperti Pulau Kakaban memiliki keunggulan yang tidak dimiliki tempat-tempat lain. Di sana terdapat sebuah danau di mana wisatawan dapat berenang bersama ubur-ubur tanpa harus khawatir disengat. Menurut Agus Tantomo, spot seperti ini hanya ada dua di dunia, satu di Berau dan satu lagi di El-Malik, Palau.

Masih di kawasan Kepulauan Maratua, sambung Agus, sangat banyak paket wisata yang bisa diambil. Selain berenang bersama ubur-ubur tadi, wisatawan juga dapat melihat penangkaran penyu di beberapa pulau, yaitu Pulau Derawan, Pulau Semama, Pulau Sangalaki, Pulau Belambangan, Pulau Sambit, Pulau Mataha, dan Pulau Bilang-Bilangan.

Tujuh pulau-pulau kecil tersebut merupakan lokasi favorit penyu untuk bertelur. Rata-rata tercatat sebanyak 15.000 penyu betina dari jenis penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) bertelur di pulau-pulau tersebut.

“Kabupaten Berau dengan luas pantainya memang merupakan habitat penyu terbesar se Asia Tenggara,” tegas Agus.

Agus memaparkan, di sana juga pihaknya sudah sejak dahulu mengkonservasi hiu tutul, yang saat ini menapai lebih dari 30 ekor, juga parimanta.

Agus menegaskan, untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke sana, jangan khawatir soal akses, selain bisa melalui darat, laut, kini udara sangat memadai. Berau ialah satu-satnya kabupaten di Kalimantan Timur yang didarati secara langsung oleh maskapai Garuda Indonesia. 

“Hotel berbintang pun sudah memadai. Akses jalan darat sudah memadai, jalan utama sudah aspal. Kelemahan kami selama ini hanya cara mengemasnya, dan menjualnya,” kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com