Menurut Markus, warkopnya merasa terbantu setelah Belitung mulai membangun kembali pariwisatanya. Seperti peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang dan pembangunan bandara dan hotel.
Dia mengakui pernah menambahkan menu-menu modern seperti pisang keju, tapi justru kurang diminati wisatawan. Menurutnya, wisatawan terutama yang dari Jakarta justru menginginkan yang asli sini dan sederhana.
Sampai saat ini biji kopi sendiri masih berasal dari Lampung. Diolah oleh pengusaha kopi Belitung, baru disajikan di tiap-tiap warung kopi.
Namun Markus sangat menginginkan Belitung tidak hanya terkenal dengan warung kopinya saja, tapi juga memiliki tanaman kopi yang ditanam sendiri. Sehingga bisa semakin mengokohkan Belitung khususnya Kota Manggar dengan 1001 warung kopi beserta kopi aslinya.
Sejarah Budaya Minum Kopi
Markus menambahkan, jauh sebelum itu, budaya minum kopi telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Mereka membawa kopi dari Lampung dan kerap bercengkrama sembari meminum kopi.
Kebiasaan ini dilanjutkan warga Tionghoa di Belitung Timur yang mayoritas menjadi penambang Timah. Mereka memiliki kebiasaan ngopi sebelum, saat, dan sesudah bekerja. Mereka pula menyebarkan informasi pekerjaan, dan jika membutuhkan bantuan lewat obrolan-obrolan di warkop.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.