Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Otanaha, Satu-satunya di Indonesia Benteng Pinggir Danau

Kompas.com - 12/03/2016, 21:30 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com – Inilah kawasan benteng satu-satunya di Indonesia yang dibuat di pinggir danau. Komplek perbentengan Otanaha, yang terdiri atas 3 benteng di atas bukit Desa Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo.

Ketiga benteng itu adalah Otanaha, Ulupahu dan Otahiya. Ketiganya berdiri kokoh sejak ratusan tahun lalu. Komplek peninggalan masa lalu Gorontalo ini biasa disebut benteng Otanaha saja karena bentuknya paling unik dan posisinya paling atas.

(BACA: Pulo Cinta, Pulau Romantis Berbentuk "Love" di Gorontalo)

Berbeda dengan benteng-benteng tua di Indonesia, yang lazimnya dibangun bangsa Portugis, Spanyol atau Belanda di tepi pantai, atau di gunung jika dibuat Jepang. Maka benteng Otanaha, Otahiya dan Ulupahu justru berdiri megah di atas bukit di pinggir Danau Limboto.

Benteng yang disusun dari bongkahan batu karang ini diduga dibuat oleh raja lokal di Gorontalo untuk mengawasi hamparan danau.

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Benteng Otanaha buatan Portugis tahun 1522 ini terletak di atas Bukit Desa Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Gorontalo.
“Pada masanya Danau Limboto itu sangat luas dan penting, kapal-kapal bisa masuk ke dalam danau. Danau yang berada di atas bukit ini berfungsi sebagai tempat pengawasan,” kata Rosalina Rambung, Kepala Seksi Pelindungan Pengembangan dan Pemanfaatkan pada Balai Pelestarian Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, Sabtu (12/3/2016).

ARSIP IDHAM ALI Burung Kepudang Kuduk Hitam saat diabadikan di kawasan Benteng Otanaha, Gorontalo.
Dari atas benteng, ujung danau di sisi seberang bisa dilihat dengan jelas, demikian juga pergerakan kapal-kapal yang hilir mudik.

Keberadaan benteng ini menegaskan arti penting Danau Limboto pada masanya. Permukaannya yang luas terbentang dari wilayah Kerajaan Limutu hingga sebagian wilayah Kerajaan Gorontalo.

Diperkirakan beberapa desa di pinggiran danau seperti Lekobalo dan Batudaa dulunya adalah permukiman ramai.

Yang unik, di sekeliling dinding atas ketiga benteng ini terdapat celah untuk mengintai, mungkin juga untuk membidikkan senjata ke segala arah.

Jarak ketiga benteng tidak jauh karena berada dalam satu kawasan. Namun pengunjung harus rela naik turun jika ke Benteng Otahiya yang berada di bukit bagian bawah mendekati bibir danau.

“Kemungkinan benteng ini dibuat oleh raja lokal di Gorontalo untuk kepentingan menjaga Danau Limboto” kata Irna Sapta, arkeolog dari Balai Arkeologi Manado.

Nama-nama benteng tersebut berasal dari kepercayaan masyarakat yang mengatakan benteng Otanaha melekat pada anak Raja Ilato bernama Naha, Otahiya dari Ohihiya (istri Naha) dan Ulupahu yang berasal akronim Uwole (milik) dari Pahu (putra Naha dan Ohihiya).

“Untuk menjangkaunya tidak sulit, dari pusat kota Gorontalo hanya memakan waktu 15 menit dengan berbagai macam kendaraan. Bahkan pengunjung bisa memarkir kendaraan tepat di samping benteng Ulupahu yang paling besar,” kata Resma Kobakoran, Kepala Bidang Pariwisata Provinsi Gorontalo.

ARSIP IDHAM ALI Burung Madu Kelapa yang sering dijumpai di kawasan Benteng Otanaha, Gorontalo.
Panorama yang indah dan suasana sejuk, terutama pada pagi, bisa dinikmati sepanjang tahun. Angin segar penuh uang air dapat dirasakan di sini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com