Demikian dikemukakan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Gedung Kedutaan Besar Indonesia di Berlin, Jerman, Jumat (11/3/2016) malam waktu setempat.
Arief berada di Berlin terkait dengan bursa pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin 2016. Ia menyebutkan, dengan bersatu, negara-negara ASEAN dapat menghadapi tantangan bersama.
(BACA: Flores, Toraja, dan Wakatobi Berpartisipasi di ITB Berlin)
”Hidup berdampingan tidak hanya untuk bersaing, tetapi juga bekerja sama,” ujar Arief, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Agus Mulyadi, dari Berlin.
Pembukaan kerja sama negara-negara ASEAN untuk program ”ASEAN a Single Destination” itu berlangsung di sela-sela acara ITB Berlin 2016, Sabtu kemarin.
Saat ini, jumlah kunjungan wisatawan ke negara ASEAN, antara lain, terbagi ke Thailand sekitar 30 juta orang, Malaysia (25 juta), Singapura (15 juta), Indonesia (10 juta), dan negara lain sekitar 20 juta.
”Untuk menandingi Tiongkok, tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri oleh negara-negara di ASEAN. Bagi Indonesia, kerja sama itu penting dan akan menguntungkan,” tutur Arief.
Ia menyebutkan, Singapura dapat menjadi pintu masuk bagi wisatawan asal Tiongkok. Dari negara pulau itu, wisatawan dapat menuju ke sejumlah daerah tujuan wisata Tanah Air.
Berbagai upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan asing ke Indonesia, menurut Arief, harus dilakukan dengan cara-cara berstandar dunia. Oleh karena itu, segala peraturan yang menghambat masuknya kapal pesiar atau perahu wisata, misalnya, harus dihilangkan.
Dengan berbagai upaya itu, menurut Arif, peringkat branding Indonesia saat ini bertengger pada posisi ke-47 dunia. Dua negara tetangga yang sebelumnya di atas Indonesia, yakni Thailand dan Malaysia, masing-masing berada di peringkat ke-83 dan ke-96. Tahun 2013, Indonesia belum punya peringkat.
Di Berlin, Arief Yahya bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) Taleb Rifai.
Dalam pertemuan itu disepakati tiga hal. Indonesia diundang ke UNWTO di Madrid. Indonesia akan difasilitasi UNWTO untuk bertemu dengan investor wisata dari Spanyol.
Selain itu, UNWTO dan Pemerintah Tiongkok juga akan mengundang Indonesia untuk proyek Jalur Sutra Laut. Indonesia terpilih untuk proyek itu.
Arief memaparkan peluang lain yang harus terus dikembangkan di Indonesia dengan tujuan meraih devisa lebih banyak. Dua di antaranya adalah peluang bisnis MICE (pertemuan, insentif, konvensi/konferensi, dan pameran) serta financial services.
Khusus untuk MICE, pemerintah akan mengembangkannya di sekitar kawasan Walini, Jawa Barat.
”Untuk financial services, Indonesia belum punya. Ini yang harus dikembangkan pula di Indonesia,” ujar Arief.
Duta Besar Indonesia untuk Jerman Fauzi Bowo mengingatkan, mengenalkan wisata Indonesia tidak hanya semata tugas pemerintah. Semua pihak, termasuk warga negara Indonesia di luar negeri, dapat mengenalkan Indonesia.
Arief menambahkan, wisatawan dari Eropa termasuk yang akan terus ditingkatkan. Khusus Jerman, pada tahun 2015 terdapat kenaikan kunjungan wisatawan sekitar 4 persen.
”Paling tidak, tahun ini dari Jerman naik 14 persen, seperti dari Inggris,” ujar Arief.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.