Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiada Hari Tanpa Kopi di Belitung...

Kompas.com - 15/03/2016, 19:11 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

TANJUNG PANDAN, KOMPAS.com - "Tiada hari tanpa kopi", begitulah kesan ketika melihat sudut-sudut kota Belitung, tepatnya di KV Senang. Beberapa masyarakat Belitung duduk santai di bangku-bangku dan meja kayu pendek yang terbilang kusam.

Dari topik sehari-hari semisalnya harga kebutuhan pokok hingga topik yang paling hangat waktu itu yakni gerhana matahari total mulai diperbincangkan. Segelas kopi hitam yang tersaji hangat maupun dingin menjadi teman "ngobrol" di Warung Kopi Ake.

Pemilik Warung Kopi Ake, Akiong (61) mengatakan, setiap hari sekitar lebih dari 50 orang datang ke warungnya untuk menikmati kopi yang disajikannya. Setiap hari pula, mereka yang datang, lanjut dia, selalu duduk-duduk santai mengobrol sambil menyeruput kopi.

(BACA: Minum Kopi Sambil Belajar Musik Jazz di Museum Kata Andrea Hirata)

"Dari dulu sejak zaman kakek, Warung Ake memang tempatnya orang-orang seperti guru-guru, pejabat minum kopi pagi-pagi. Dulu gak ada koran, jadi cerita-cerita apa saja tentang politik," kata Ake kepada KompasTravel di Belitung, Kepulauan Bangka Belitung saat acara Dwidayatour Media Trip: GMT Belitung pekan lalu.

Suara-suara perbincangan tentang serba-serbi hidup yang terjadi di sekitar penikmat kopi di Warung Kopi Ake terdengar lantang. Bahkan seakan-akan berlomba untuk mengalahkan suara kendaraan yang melintas di Bundaran Tugu Satam.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Pengunjung menikmati kopi sambil bermain catur di Warung Kopi Kong Djie, Belitung, Kamis (10/3/2016).

Tak hanya obrolan-obrolan ringan yang menjadi topik di Warung Kopi Ake. Akiong mengaku semenjak mencuat isu pemisahan Bangka Belitung dari Sumatera Selatan, pejabat-pejabat teras berkumpul di Warung Kopi Ake untuk melaksanakan rapat sambil minum kopi.

"Jadi makanya, dulu suka dibilang warung politik," ucap Akiong sambil tertawa.

(BACA: Saat Kopi Menjadi Hal Primer di Kota 1001 Warung Kopi)

Begitu juga yang terlihat di Warung Kopi Kong Djie di persimpangan Jalan Kemuning dan Jalan Siburik Barat. Walaupun saat itu terlihat kotor karena puntung rokok yang bertebaran dan tisu yang berserakan, masyarakat Belitung tetap asyik mencumbu gelas untuk menikmati kopi.

Pemilik Warung Kopi Kong Djie, Ishak Holidi (52) menyebutkan warung kopi adalah tempat untuk bertukar informasi yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

Topik-topik pembicaraan seperti keluarga, bisnis, ekonomi, pemerintahan, dan politik akan menjadi santapan sehari-hari di warung kopi.

"Ini ruang publik tempat orang bisa bersosialisasi. Biasanya masyarakat sudah minum kopi di rumah tapi tetep ngopi lagi di warung. Ada juga biasanya buat santai sambil main catur kalau di sini," kata Ishak.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Pengunjung menikmati kopi sambil berbincang-bincang di dalam Warung Kopi Kong Djie, Belitung, Kamis (10/3/2016).
Salah seorang konsumen di Warung Kopi Kong Djie, Bagas (20) mengatakan, pergi ke warung kopi hingga empat kali dalam seminggu. Di warung kopi, ia datang bersama teman-temannya untuk sekadar berbincang santai setelah pulang kuliah.

"Ya, di sini ngobrolin tugas, rencana jalan-jalan, apa saja yang bisa diobrolin," jelas Bagas yang datang bersama tiga orang temannya.

Pemerhati Sejarah dan Budaya Belitung, Salim Yan Albert Hoogstad saat ditemui di Museum Tanjung Pandan mengatakan, kebiasaan minum kopi telah ada sejak zaman Belanda menduduki Belitung.

"Itu jadi kebiasaan. Misalnya katakanlah orang melayu Belitung ketika bertamu ke rumah Belanda itu disediakan kopi. Nah kebiasaan inilah yang terbawa, seperti di Tanjung Pandan ada Kopi Ake dari zaman Belanda sudah ada," kata Salim.

Ia memberikan contoh lain kebiasaan minum kopi di Manggar, Belitung Timur. Di Manggar, masyarakat di sana banyak yang bekerja di sektor pertambangan dan punya kebiasaan minum kopi.

"Umumnya kerja tambang selesai sore hari. Jadi untuk menghilangkan rasa penat mereka berkumpul, silaturahmi sambil ngopi," tambah Salim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com