UBUD, KOMPAS.com – Hujan masih turun rintik-rintik saat kaki mulai menuruni anak-anak tangga menuju lereng tebing, Sabtu (5/3/2016) lalu. Puluhan wisatawan asing juga melangkah perlahan agar tak terpeleset di medan yang terjal ini.
“Ayo mulai naik. Jangan melompat. Perlahan saja,” ujar pemandu wisata arung jeram Sungai Ayung dari Bali Adventure Tours, Ngurah Sudiarsa (40) dari atas perahu.
(BACA: Seru! Bersepeda Keliling Hutan dan Sawah di Ubud)
Sebagai awalan pengarungan, ia memberikan sedikit bimbingan sebelum mengarungi Sungai Ayung mulai dari cara memegang dayung, cara mendayung, komunikasi di dalam perahu, dan cara berenang jika terjatuh dari perahu.
“Dayung maju.. Dayung maju,” teriak kapten perahu Wayan Sudirgayasa (40) sambil menancapkan dayung ke sungai meninggalkan titik awal di Desa Payangan, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali.
(BACA: Selalu Ada yang Baru Saat Liburan di Bali)
Perlahan perahu karet mulai melaju dan menabrak jeram-jeram di Sungai Ayung. Jeram pertama yang dilewati bernama Jeram Penggorengan. Lantai perahu terasa menyentuh batu-batu sungai yang menyebabkan pusaran jeram semakin membuat terguncang.
Sudiarsa atau akrab disapa Bang Jack menyebutkan jeram yang akan dilalui di depan sekitar 50 meter dari Jeram Penggorengan adalah Jeram Payung.
Tebing-tebing batu menjulang di kiri dan kanan mengapit Sungai Ayung. Di beberapa titik pengarungan, terlihat tangga-tangga dari atas tebing mengarah ke tepi sungai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.