Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Jejak Edelweiss Terakhir

Kompas.com - 20/03/2016, 12:31 WIB
Sebab, di puncak telah menanti harta karun keindahan yang dicari para pendaki, yakni bunga edelweis atau si bunga abadi. Bagi para pendaki, edelweis di Burni Telong sangat istimewa.

Pendaki asal Banda Aceh, Syahrol Rizal (35), mengatakan, di Aceh, edelweis hanya ada di Burni Telong. Selain itu, edelweis di Burni Telong mudah dijangkau. Edelweis itu tampak di kanan-kiri sepanjang 1 kilometer jalur menuju puncak.

Bahkan, ada ladang edelweis seluas 10 x 15 meter di samping jalur pendakian yang berjarak sekitar 1 kilometer sebelum puncak.

”Kalau di gunung lain, kita harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk melihat edelweis. Misal di Gunung Kerinci (Jambi), kita harus jalan sekitar 30 menit dari jalur pendakian berbelok ke arah dalam sebelum puncak,” ujar Syahrol yang telah empat kali mendaki Burni Telong sejak 2002 dan pernah mendaki lebih dari 15 gunung di Sumatera dan Jawa.

Akan tetapi, Syahrol menuturkan, edelweis di Burni Telong hanya tinggal sisa-sisa. Jumlahnya terus berkurang 10 tahun terakhir. Dahulu, edelweis itu merata di sepanjang 1 kilometer jalur menuju puncak. Kini, hanya beberapa tumpuk edelweis di jalur tersebut.

”Dulu, luas ladang edelweis di samping jalur pendakian itu pun 2-3 kali lipat dari yang ada sekarang,” ucapnya.

Hal itu akibat ulah tangan-tangan jahil yang memetik tumbuhan tersebut. Terbukti, banyak batang yang cacat kehilangan separuh bagian, dari tengah hingga pucuk. Banyak pula edelweis yang mati diinjak pendaki yang melalui jalur pintas.

Terapkan denda

Pendaki asal Medan, Sumatera Utara, Deni Kurniawan (24), berharap pengelola gunung itu lebih ketat dalam mengawasi dan menindak para pendaki nakal serta rutin merawat kebersihan gunung tersebut.

”Pendaki sudah bayar biaya pemandu ke sini, jadi pengelolanya harus lebih optimal memberikan pelayanan,” katanya.

Ketua Pemuda Gampong Rembune, sekaligus penjaga Burni Telong, Eri Dwisulistyo (27) menuturkan, sekitar 50 orang mendaki Burni Telong di tengah pekan dan 100-150 orang di akhir pekan atau hari libur.

Sebelumnya, mereka bisa mendaki gratis tanpa pengawasan. Namun, ternyata banyak dampak negatif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com