Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jateng: Pasar Papringan Ini Baru dan Luar Biasa...

Kompas.com - 22/03/2016, 07:42 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com – Pasar unik yang digelar di bawah pohon bambu di sudut desa itu tak hanya menarik pelancong warga biasa.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menaruh perhatian terhadap pasar dengan alat transaksi sendiri yang dibuka tiap Minggu Wage ini.

Ganjar pun memutuskan melihat pasar, hingga tiba di lokasi di Pasar Papringan yang berada di Desa Caruban, Kandangan, Temanggung sekitar pukul 10.00 WIB. Ia ke tempat itu tidak memakai mobil, tapi mengayuh sepeda nan jauh dari Kabupaten Semarang.

Kira-kira 40 km perjalanan dilintasi dengan jalur pegunungan nan curam. Sampai di tempat yang unik, orang nomor satu di Jawa Tengah ini menyalami semua penjual. Ia juga jadi target selfie puluhan pengunjung.

Ganjar juga membeli makanan yang ada, seperti jamu, dan getuk. Ia juga membeli sebuah batik setempat dengan motif bambu warna cokelat. Selayaknya warga biasa, ia membeli menggunakan alat tukar yang telah “berlaku” di pasar tersebut.

Di sela membeli, Ganjar menceritakan kisah kecilnya soal bambu dan buang air besar. Semasa kecil, buang air besar di bawah bambu menjadi hal lumrah. Kini, bambu bernilai tinggi jika diolah, dan dikemas.

KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Alat transaksi yang digunakan di Pasar Papringan, di Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (20/3/2016). Pasar ini dibuka tiap Minggu Wage, atau 36 hari sekali.
“Orang bisa datang ke sini berjalan, ini kreasi perlu didorong. Desa ini punya satu keunggulan, jadi orang tidak perlu keluar dari bisa, dan ini luar biasa,” kata Ganjar, di dalam pasar seni tersebut.

Namun, pasar ini perlu dikembangkan. Jika pasar ini bisa menghadirkan banyak wisatawan luar kota, kisah tentang pendirian pasar unik bisa dikisahkan lebih banyak. Pasar ini juga berhasil mempublikasikan diri melalui perangkat sosial media. Akses jalan ke pasar seni juga masih jalan biasa.

Bagi Ganjar, akan lebih menarik jika diberikan jalan khusus, misalnya jalur sempit hingga membuat orang berkesan ketika sebelum masul. “Tapi yang penting sekarang orang sudah berdatangan. Saya harap ini bisa dikembangkan ceritanya, dieksplor lebih mendalam, begitu dengan respon masyarakatnya,” tambah dia.

Pembuatan kisah-kisah, menurut Ganjar, akan membuat Pasar Papringan bisa dikenang oleh pengunjung yang datang. Apalagi pasar hadir tiap 36 hari sekali, yaitu tiap Minggu Wage.

“Pasar Papringan ini menghadirkan sesuatu yang baru. Ini bisa disampaikan pada publik, bahwa ini ada di Jawa Tengah,” pintanya.

KOMPAS.COM/NAZAR NURDIN Kupat tahu, makanan khas Temanggung yang dijual di Pasar Papringan, Jawa Tengah, Minggu (20/3/2016). Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memuji tempat ini.
Pasar Papringan ialah pasar seni yang digelar di bawah rerimbunan bambu di sudut desa. Di lahan seluas 1.000 meter persegi, pasar ini nampak ramai. Selain disertai pentas musik, pasar ini menjual sejumlah aneka produk makanan, minuman, suvenir dan kerajinan.

Pasar Papringan unik karena alat tukar dalam berbelanja tidak menggunakan uang rupiah. Sebelum masuk pasar, uang ditukarkan pada petugas yang bersiaga di depan dan tengah pasar.

Mata uang tertulis angka 1 berarti 1.000, dan 5 sama dengan 5.000, hingga angka berikutnya. Mata uang ini dipapah halus dengan dasar bambu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com