Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menaruh perhatian terhadap pasar dengan alat transaksi sendiri yang dibuka tiap Minggu Wage ini.
Ganjar pun memutuskan melihat pasar, hingga tiba di lokasi di Pasar Papringan yang berada di Desa Caruban, Kandangan, Temanggung sekitar pukul 10.00 WIB. Ia ke tempat itu tidak memakai mobil, tapi mengayuh sepeda nan jauh dari Kabupaten Semarang.
Kira-kira 40 km perjalanan dilintasi dengan jalur pegunungan nan curam. Sampai di tempat yang unik, orang nomor satu di Jawa Tengah ini menyalami semua penjual. Ia juga jadi target selfie puluhan pengunjung.
Ganjar juga membeli makanan yang ada, seperti jamu, dan getuk. Ia juga membeli sebuah batik setempat dengan motif bambu warna cokelat. Selayaknya warga biasa, ia membeli menggunakan alat tukar yang telah “berlaku” di pasar tersebut.
Di sela membeli, Ganjar menceritakan kisah kecilnya soal bambu dan buang air besar. Semasa kecil, buang air besar di bawah bambu menjadi hal lumrah. Kini, bambu bernilai tinggi jika diolah, dan dikemas.
Namun, pasar ini perlu dikembangkan. Jika pasar ini bisa menghadirkan banyak wisatawan luar kota, kisah tentang pendirian pasar unik bisa dikisahkan lebih banyak. Pasar ini juga berhasil mempublikasikan diri melalui perangkat sosial media. Akses jalan ke pasar seni juga masih jalan biasa.
Bagi Ganjar, akan lebih menarik jika diberikan jalan khusus, misalnya jalur sempit hingga membuat orang berkesan ketika sebelum masul. “Tapi yang penting sekarang orang sudah berdatangan. Saya harap ini bisa dikembangkan ceritanya, dieksplor lebih mendalam, begitu dengan respon masyarakatnya,” tambah dia.
Pembuatan kisah-kisah, menurut Ganjar, akan membuat Pasar Papringan bisa dikenang oleh pengunjung yang datang. Apalagi pasar hadir tiap 36 hari sekali, yaitu tiap Minggu Wage.
“Pasar Papringan ini menghadirkan sesuatu yang baru. Ini bisa disampaikan pada publik, bahwa ini ada di Jawa Tengah,” pintanya.
Pasar Papringan unik karena alat tukar dalam berbelanja tidak menggunakan uang rupiah. Sebelum masuk pasar, uang ditukarkan pada petugas yang bersiaga di depan dan tengah pasar.
Mata uang tertulis angka 1 berarti 1.000, dan 5 sama dengan 5.000, hingga angka berikutnya. Mata uang ini dipapah halus dengan dasar bambu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.