Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebungkus Teka-teki Sate Buntel Kardjan

Kompas.com - 30/03/2016, 10:48 WIB

Sate Kardjan sebenarnya berada di tepi anak sungai di Jalan Pasir Kaliki, di seberang Hotel Hilton. Dari Hilton terlihat jelas spanduk warna hijau bertuliskan ”Sate Kardjan”.

Warung Sate Kardjan mulai berdiri sejak 1925 di Klaten, Jawa Tengah, oleh Kardjan. Pada 1960, Kardjan pindah ke Bandung dan meneruskan usahanya dengan menjual sate, gulai, dan tongseng.

”Awal mulanya sate disajikan cuma pakai bumbu kecap saja karena sate khas Jateng hanya bumbu kecap,” kata Wulan (41), cucu Kardjan, yang kini mengelola Sate Kardjan di Bandung.

Setahun kemudian, Kardjan menyediakan sambal kacang di samping sambal kecap. Ini untuk memberi pilihan kepada pelanggannya sekaligus sebagai bentuk penyesuaian dengan lidah orang Bandung.

Mereka sering menanyakan sambal kecap saat membeli sate Kardjan. Pelanggan pun terus bertambah sehingga Kardjan menambah pula menu-menu lain.

Sate Kardjan terus berkembang dan membuka beberapa cabang. ”Di Paskal (Hyper Square), kami mencoba jualan sate dengan suasana baru dan konsep yang lain. Alhamdulillah bisa berjalan,” kata Wulan. Konsep baru yang dimaksud adalah gaya restoran yang lebih modern.

Banyak pelanggan Sate Kardjan yang semula tinggal atau kuliah di Bandung kemudian pindah ke Jakarta. Mereka lantas mendesak agar Kardjan membuka cabang di Jakarta. Maka, Kardjan pun memenuhi permintaan itu dengan membuka warung sate di Bumi Serpong Damai, Tangerang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com