Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Membudidayakan Durian Merah, Ini Caranya...

Kompas.com - 07/04/2016, 08:15 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai ikon durian khas Indonesia, durian merah masih butuh banyak pembudidaya, agar bisa manjadi ikon dan memenuhi kebutuhan pasar.

"Kita ingin sekali durian ini sebagai ciri khas Indonesia, tapi saat ini masih dalam tahap pengembangan butuh lebih disebarluaskan agar bisa memenuhi permintaan pasar," ujar Eko Mulyanto, salah satu peneliti dan pembibit Durian Banyuwangi kepada KompasTravel, sesaat setelah mengisi talkshow dalam acara Pesta Durian 2016, Sabtu (2/4/2016).

Dalam acara Pesta Durian 2016 yang berlangsung di Mal Artha Gading pada 2-10 April 2016, pengunjung yang penasaran dengan durian merah, menyerbu para pembudidaya durian tersebut untuk meminta saran agar bisa mencoba membudiayakan di daerahnya juga.

Alvin, contohnya. Pengunjung asal Jakarta ini mengaku memiliki lahan seluas dua hektar untuk menanam durian merah.

“Mau coba nanam, ada lahan dua hektar di kampung sayang kalau gak dimanfaatin, kebetulan saya maniak durian juga,” ujar Alvin kepada KompasTravel.

Bagi yang serius berminat membudidayakan durian merah, Eko Mulyanto selaku peneliti dan pembibit Durian Banyuwangi memberikan langkah-langkahnya kepada KompasTravel.

Ia mengatakan siap membantu bagi yang ingin serius membudidayakannya. Berikut langkah-langkah untuk memulai budidaya ikon durian Indonesia:

1. Coba secara langsung Durian Merah di kebunnya

Hal tersebut untuk memilih, jenis durian mana yang sesuai dengan rasa yang diinginkan. Karena di Banyuwangi terdapat 65 jenis durian dengan 11 jenis yang layak ekspor.

Anda bisa datang langsung ke Banyuwangi, Jawa Timur, di tempat pembibitan durian merah. Eko mengatakan untuk ke sana sangat mudah, dekat dari Bandara Blimbingsari dan hampir semua pelayanan umum tahu tempat budidaya durian merah Banyuwangi.

KOMPAS.COM/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pesta Durian di pelataran depan Mal Artha Gading Jakarta Utara, Sabtu (2/4/2016). Pesta Durian berlangsung 2-10 April 2016 dengan menghadirkan lebih dari 20 jenis durian unggulan dari berbagai daerah.
2. Pengelola kebun akan mengidentifikasi tempat tujuan dan menentukan perlakuan yang dibutuhkan

Perlakuan tersebut diberikan semirip mungkin dengan kondisi alam Banyuwangi, seperti paparan sulfur yang tinggi dari Gunung Raung dan Kawah Ijen setiap harinya.

Selain itu durian merah memerlukan 26 unsur mineral mikro alumunium, baron, silica, lantrium, dan yang lainnya.

Namun Eko mengatakan jika sudah ada di lokasi baru, tidak perlu diberikan secara manual lagi. Metode-metode yang didapatkan pohon durian di alam asalnya, diadopsi di lokasi yang baru. Sehingga produksinya akan menyamai daerah asalnya, atau bahkan melebihi kualitas asalnya.

“Bibit bagus kalau tidak dirawat, diolah dengan baik tidak akan menjadi lebih baik,” ujar Eko.

3. Cek lab tanah di lokasi baru

Di tempat pembibitan durian merah Banyuwangi sendiri menyediakan fasilitas tersebut, Anda tinggal membawa sample tanah yang nantinya akan diteliti oleh pihak laboratorium.

KOMPAS/SIWI YUNITA CAHYANINGRUM Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, penggemar durian asal Amerika Serikat Lindsay, dan chef Marinka mencicipi durian merah Banyuwangi di Festival Buah Lokal Banyuwangi, Sabtu (28/3/2015). Dalam festival ini, berbagai buah lokal Banyuwangi dibagikan gratis dan sebagian dijual murah.
Eko mengatakan untuk memulainya tidak perlu lahan yang sangat luas, jika punya setengah hektar pun cukup. Alasannya, tahap awal pembudidayaan ialah masih mencoba dan menemukan perlakuan yang tepat kepada tanaman.

Tempat pembudidayaan durian merah di Banyuwangi memiliki variasi ketinggian 100-1.200 mdpl sehingga menghasilkan 65 varian. Tiap ketinggian memiliki karakter buah yang berbeda-beda.

Contohnya pada ketinggian 1.200 mdpl buah akan terasa sangat manis tapi dagingnya tipis dan sangat lama tumbuhnya. Sedang semakin bawah semakin tebal, tapi rasanya akan beragam tidak hanya manis.

Dari ke 65 varian tersebut, ada yang bisa dikonsumsi dan dikomersialkan, tapi ada juga yang hanya berbasis obat.

4. Siapkan biaya awal

Eko mengatakan tidak perlu ratusan juta untuk mulai membudidayakan durian merah. Modal awal menurutnya cukup lahan yang bagus dan dana Rp 20 juta sudah cukup. Jika ingin lebih bersiap bisa menyediakan dana sekitar Rp 50 hingga Rp 70 juta.

Biaya tersebut tentunya sudah termasuk bibit durian merah unggul pilihan Anda. Bibit yang disediakan berkisar usia 1 hingga 2 tahun sudah siap untuk menyesuaikan diri dengan kondisi baru.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Bibit durian yang dibawa kios bibit Tani Subur Makmur merupakan hasil rekayasa genetik untuk mulai tumbuh buah di usia empat hingga lima tahun. Bibit tersebut dijual dalam acara Pesta Durian 2016, bertempat di Mall Artha Gading, 2-10 April 2016.
“Durian merah Banyuwangi sangat potensial menjadi ikon durian Indonesia. Karena pandangan orang sekarang di mana ada durian besar, langsung tertuju ke monthong milik Thailand. Begitu pun orang awam melihat durian kuning tertuju ke musangking milik Malaysia,” ujar Eko.

Oleh karena itu harapannya durian merah yang memiliki ciri khas mencolok bisa menjadi ikon. "Di negara mana pun kita makan durian merah ini, pasti akan tertuju ke Indonesia. Selama ini durian merah dikenal tidak enak, hanya sebagai obat di Kalimantan. Tapi dibuktikan dengan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar di Banyuwangi, malah durian ini bisa menghasilkan rasa yang luar biasa," paparnya.

Eko menambahkan, banyak penggemar durian merah berasal dari China, berdasarkan peminat dan pembeli yang sering memesan. "Durian merah sangat potensial diekspor ke China," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com