Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Martabak Boss, Nikmatnya Martabak "Matcha" sampai Uniknya Paket Ngantuk

Kompas.com - 14/04/2016, 10:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepotong martabak matcha tersaji depan mata. Harum mentega wijsman langsung menyeruak di udara.

Begitu masuk mulut, tak hanya potongan Kit Kat Green Tea atau keju parut dalam jumlah royal yang terasa di lidah. Adonan martabak yang dicampur bubuk teh hijau membawa sensasi rasa yang sedikit pahit, namun membaur sempurna.

Selama ratusan tahun, masyarakat China dan Jepang melakukan tradisi minum teh dengan matcha sebagai bahan utamanya. Matcha, yang dalam bahasa Inggris berarti fine powder tea, adalah jenis teh hijau yang ditanam dan diproses secara khusus hingga bertekstur bubuk.

Tren membawa eksistensi matcha dari meja upacara minum teh di Jepang ke beragam varian makanan, seperti cokelat, es krim, kue, juga ice blended. Di Indonesia, matcha menjadi sebuah tren, hadir sebagai jadi perisa utama roti bakar, selai, kue cubit, dan tentunya martabak.

'Kekinian', begitu generasi sekarang menyebut hal-hal yang mengikuti perkembangan zaman. Matcha adalah salah satu topping favorit 'martabak kekinian' selain juga Ovomaltine, Toblerone, Silver Queen, Nutella, juga Skippy.

Saya mengunyah potongan kedua martabak matcha dengan khidmat, sambil meraba-raba, seperti apa cita rasa Black Choco Lava atau Red Velvet yang jadi menu favorit di Martabak Boss.

"Kekuatannya bukan pada topping, tapi adonan. Adonan martabak di sini masih bagus dan enak meski baru dimakan keesokan harinya," tutur Ruthie Pasaribu, Public Relation Martabak Boss, saat menemani KompasTravel di gerai Martabak Boss Menteng.

SRI ANINDIATI NURSASTRI/KOMPAS.COM Martabak Original, varian klasik dari Martabak Boss
Berawal dari kecintaan terhadap martabak, Ruthie dan kawan-kawan pada awalnya ingin 'mengangkat derajat' martabak menjadi kelas premium.

Bos, martabaknya bos! Begitu slogan mereka. Namun, butuh waktu yang tidak sebentar untuk menemukan padanan yang pas dari adonan dan topping.

"Awalnya kita trial, tiga sampai empat bulan, bagaimana agar adonannya benar-benar pas dan bagus. Akhirnya Martabak Boss resmi dibuka Maret 2014," terang Ruthi.

Gerai Menteng, persis di belakang Gedung Sarinah, adalah salah satu cabang Martabak Boss yang paling asyik untuk nongkrong. 'Truk' Martabak Boss yang berwarna kuning tampak kontras sekaligus serasi dengan meja-meja bundar berwarna biru dan merah.

Lagu-lagu Top 40 mengalun dari pengeras suara. WiFi gratis pun tersedia. Rangkaian lampu yang menggantung terkesan rustic sehingga menciptakan sudut pandang yang fotogenik. Kalau kata generasi 'kekinian', Instagenic.

SRI ANINDIATI NURSASTRI/KOMPAS.COM Gerai Martabak Boss di Menteng, Jakarta Pusat. Gerai ini terletak di belakang Gedung Sarinah

"Kami punya delapan cabang. Dua di Menteng, satu di Tebet, Panglima Polim, Gunawarman, Tomang, Gandaria, Jatinegara, dan Bintaro. Semua gerai buka pukul 2 siang dan tutup pukul 12 malam. Kecuali gerai ini, buka dari jam setengah 12 siang," papar Ruthie.

Dua potong martabak saya lahap habis. Termasuk matcha, ada 13 varian martabak manis yang bisa dipilih. Mulai dari Original (keju, kacang, cokelat), Red Velvet (adonan bit dengan topping Oreo dan cream cheese), Black Choco Lava (selai cokelat dan kacang homemade), Nastar Keju, Duren, dan tape untuk adonan pandan.

"Harganya mulai dari Rp 35.000 untuk martabak Tipker (tipis kering) rasa Original, sampai Rp 150.000 untuk Red Velvet," terang Ruthi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com