PONTIANAK, KOMPAS.com - Wahai para penikmat kopi, jika Anda datang ke Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tak perlu risau menyalurkan hasrat minum kopi di kota ini. Warung kopi bertebaran di Kota Khatulistiwa dan selalu ramai pengunjung.
Salah satu yang unik adalah Kopi Asiang di Jalan Merapi, Pontianak. "Kalau datang ke Pontianak, cobalah minum kopi di Warung Kopi Asiang. Unik, karena penjualnya tanpa baju, hanya bercelana pendek," kata Victor, seorang kawan di Pontianak, Rabu (13/4/2016).
Penasaran, Kamis (14/4/2016) pagi, KompasTravel bersama Ari dari Viva.co.id mencari Jalan Merapi. Jika Anda menginap di Hotel Santika Pontianak mencari Jalan Merapi sangat mudah. Anda tinggal menyeberang Jalan Diponegoro dan susuri arah kanan untuk mencari Jalan Merapi.
Itulah Asiang (62), pemilik warung kopi ini. Tanpa ekspresi, kalau bisa dibilang terkesan sangar, Asiang begitu sibuk melayani pembeli.
Tangan kiri dan kanannya tak pernah berhenti bergerak. Tangannya dengan cekatan menuangkan air ke sebuah wajan besar, meracik kopi, menyiapkan gelas atau cangkir, mengisi susu dan menuangkannya.
Tangan kiri dan kanan Asiang terlihat gesit bergerak. Untuk menyajikan kopi, Asiang mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi ketika menuangkan kopi ke cangkir atau gelas. Sementara tangan kanan tak kalah sibuk mengaduk dan menyaring bubuk kopi berkali-kali yang dituangkan ke dalam teko.
Kesibukan Asiang merupakan hiburan tersendiri bagi para pengunjung yang baru pertama kali mampir di Warung Kopi Asiang ini. Asiang irit bicara, banyak kerja.
Sekali-kali suaranya menggelegar, "Meja itu sudah belum?" Maksudnya tamu di meja itu sudah dilayani atau belum.
Daniel menambahkan, kalau ada pejabat penting datang, para pengawal sudah datang terlebih dahulu untuk mengantisipasi keadaan.
Kalau Anda mampir ke Warung Kopi Asiang, pelayanan secara otomatis menanyakan, "Mau kopi hitam atau kopi susu?" atau "Mau kue atau telor?"
Pengunjung pun datang silih berganti. Mereka terlihat santai dan bebas berbincang-bincang mengenai topik apa saja. Ada yang membawa teman, relasi atau bersama keluarga. Semuanya tumpah ruah di warung yang setiap pagi dipenuhi pengunjung itu.