Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Kuliner Era Pergerakan Nasional

Kompas.com - 20/04/2016, 17:22 WIB

Di mata pengelola Warung Arsip dan penulis Muhidin M Dahlan, jika kuliner masuk dalam gaya hidup Marco, ia bisa memahami hal itu. Marco adalah seorang pencinta gaya hidup alias modis tingkat akut, termasuk dalam dunia kuliner.

Mulai dari nama, Marco adalah pria yang gandrung pada sesuatu yang tak biasa. Mas Marco Kartodikromo adalah nama dari perjumpaan dua kultur yang saling memunggungi.

"Marco adalah seorang yang dendi. Dia anak gaul di Bandung yang meniru guru jurnalistiknya, Tirto Adhi Soerjo. Tirto ini gandrung pada dunia kuliner, pengobatan, dan mode.

Marco yang ikut belajar jadi penata wajah Medan Prijaji pastilah terhubung dengan koran gaya hidup Poetri Hindia yang dikelola Tirto dan para gadis anak bupati dan tumenggung," kata Muhidin.

Makan di rumah

Suasana makan di rumah digambarkan dengan baik oleh Marco. Waktu makan, orang yang hadir di meja makan, jenis makanan, dan juga meja makan selalu muncul di semua novel Marco.

Kehidupan sehari-hari sebagai priayi menjadikan ia mudah sekali menyerap kebiasaan kaum bangsawan dan orang-orang Belanda dalam hal tata cara makan.

Sebelum makan pagi, seusai bangun tidur, penghuni rumah biasa mengobrol santai dan duduk di salah satu sisi rumah. Gambaran suasananya, pembantu yang kala itu disebut jongos mengeluarkan minuman, antara lain kopi atau air jeruk, kepada para penghuni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com