Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Jateng, Potensi Besar, tetapi Pertumbuhan Ekonomi Rendah

Kompas.com - 21/04/2016, 23:40 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Jawa Tengah punya ratusan obyek wisata menarik. Namun, sejumlah daerah yang punya potensi wisata besar ternyata pertumbuhan ekonominya rendah.

Agar wisatawan tertarik dan merasa nyaman, pemerintah bersama pelaku wisata perlu meningkatkan atraksi dan menjamin keteraturan pertunjukan yang ada.

Hal itu mengemuka dalam Bincang Kompas dan Bank Indonesia bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang bertema ”Tantangan Pengembangan Pariwisata Jateng”, Rabu (20/4/2016) di Kota Semarang.

Selain Gubernur Jateng, tampil sebagai pembicara Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Iskandar Simorangkir dan Ketua Pelaksana Badan Promosi Pariwisata Jateng Sugeng Sugiantoro.

Acara yang diselenggarakan salah satu obyek wisata andalan Semarang, Lawangsewu, itu dipenuhi para undangan yang terdiri dari pengusaha hotel, pelaku wisata, pengusaha restoran, pengusaha tur dan perjalanan, pengelola obyek wisata, akademisi, serta pejabat pemerintahan.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Banyaknya penyelenggaraan acara festival seni, budaya, dan kuliner mulai menghidupkan kawasan Kota Lama di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/9/2015). Upaya meramaikan kawasan Kota Lama yang telah dilakukan banyak komunitas ini mulai banyak menarik investor.
Dalam kesempatan itu, Iskandar mengungkapkan hasil temuan penelitian kepariwisataan Jateng yang dilakukan BI pada 2015.

Hasilnya antara lain banyak kabupaten dan kota di Jateng yang memiliki banyak obyek wisata, tetapi pertumbuhan ekonomi pada sektor itu rendah.

Pertumbuhan akomodasi, restoran, dan daya tarik wisatanya rendah. Daerah-daerah itu adalah Kabupaten Sukoharjo, Tegal, Pemalang, Wonogiri, Kebumen, Klaten, Temanggung, Purbalingga, Grobogan, serta Kota Magelang dan Surakarta.

”Diperlukan intensifikasi sektor pariwisata di lokasi-lokasi tersebut agar dapat bergerak ke daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi,” ujar Iskandar.

Adapun daerah dengan pertumbuhan akomodasi dan restoran tinggi dengan jumlah daya tarik wisata tinggi meliputi Kabupaten Magelang, Banjarnegara, Banyumas, Blora, Jepara, Pati, Sragen, Semarang, Cilacap, dan Kendal.

KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO Tarian medi sawah (orang-orangan sawah) berkolaborasi dengan lengger Banyumasan memeriahkan Kirab Budaya Hari Jadi Purbalingga ke-182 di Alun-alun Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (18/12/2012). Kirab budaya menampilkan sejumlah seni tradisi khas Banyumasan yang mulai ditinggalkan. Setidaknya selama beberapa hari, masyarakat akan disuguhi aneka hiburan seni seperti pawai budaya, wayang kulit dan ketoprak komedi.
Penelitian itu juga menemukan sejumlah kendala yang menghambat kepariwisataan Jateng.

”Misalnya, kurangnya akses langsung, penerbangan langsung dari negara potensial wisatawan, penjadwalan keberangkatan dan jalur moda transportasi yang belum optimal, terutama konektivitas dengan daerah lain, serta kurangnya profesionalisme dan standar kualitas obyek wisata,” kata Iskandar.

Ganjar mengakui, akses wisatawan asing melalui bandara memang menjadi hambatan.

”Dua gubernur sebelumnya mencoba memperbaiki Bandara Achmad Yani (Semarang) belum berhasil. Saya berharap mungkin tahun depan bandara itu akan bisa didarati pesawat berbadan besar,” kata Ganjar.

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Becak di depan Keraton Surakarta
Dia juga mengatakan akan terus mempromosikan obyek wisata Jateng. Segala cara berpromosi sudah dilakukan, bahkan hingga ke Eropa.

”Kita sudah pasang gambar Candi Borobudur di taksi London, Inggris, yang unik itu. Juga promosi di Rotterdam, Belanda. Nanti akan dievaluasi,” ujarnya. (sig/who)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com