Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hinca IP Pandjaitan XIII
Politikus

Politikus, sekretaris jenderal Partai Demokrat. Menulis untuk menyebarkan kebaikan, menabur optimisme sebagai bagian dari pendidikan politik bagi anak bangsa dalam kolom yang diberi judul: NONANGNONANG. Dalam budaya Batak berarti cerita ringan dan bersahaja tetapi penting bercirikan kearifan lokal. Horas Indonesia.

Membangun Tugu Merawat Budaya

Kompas.com - 25/04/2016, 17:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Seratus tahun ke depan, barangkali danau Toba akan menjadi destinasi wisata yang populer di dunia dengan ribuan tugu yang menghiasi pemandangan dari semua sudut "desa nawalu" penjuru mata lepas memandang.

Dalam kondisi seperti inilah pentingnya menaikkan status Geopark Kaldera Toba menjadi Geopark Global Network UNESCO. Toba menjadi taman bumi dunia.

Regulasi yang sudah dikeluarkan Pemerintahan SBY yang menetapkan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata nasional strategis dan dilanjutkan Presiden Jokowi dengan membentuk Badan Otorita Danau Toba serta diturunkannya dana Rp 21 T adalah bukti nyata keseriusan anak bangsa ini memastikan Toba sebagai harapan baru destinasi wisata.

"Tugu yang kalian bangun ini adalah bagian dari semangat anak bangsa bersama Pemerintah mewujudkan harapan bersama Toba sebagai taman bumi dunia," kataku mengagumi gambar tugu yang dibangun.

"Silakan datang", katanya menyambut ketika saya katakan ingin melihat dan memeluknya secara langsung.

Tugu itu didirikan  di Desa Dolok Ambar, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Hanya berjarak 1000 meter dari bibir pantai Danau Toba. Pemkab Tapanuli Utara membangunkan jalan sepanjang  2 km menuju lokasi tugu. Juga akan dibangun Pendopo untuk tempat istirahat sebagai destinasi awal turis.

Toga Aritonang ini memiliki tiga anak yakni Simaremare, Rajagukguk dan Ompusungguh. Turunan Toga Aritonang ini kemudian memakai ketiga marga itu.

Toga Aritonang adalah salah satu anak dari Raja Lontung. Mereka tujuh bersaudara; Toga Sinaga, Tuan Situmorang, Toga Pandiangan, Toga Nainggolan, Toga Simatupang, Toga Aritonang dan Toga Siregar.

Raja Lontung sendiri adalah anaknya Guru Tatea Bulan, yang tinggal di Sianjurmulamula di bagian barat (hasundutan) Pussubuhit (gunung Toba yang meletus 78 ribu tahun lalu) sebagai anak pertama si Raja Batak.

Sedangkan anak kedua adalah Raja Isombaon yang tinggal di Sianjurmulatoppa, yang populer disebut Rumahela disebelah timur Pussubuhit (habinsaran). Situsnya baru ditemukan dan dikembangkan tahun 2011 oleh komunitas Rumahela.

Bagi warga Batak, membangun sebuah tugu bukan sekedar bentuk penghormatan untuk leluhur namun juga mengingatkan kita yang hidup untuk memberikan nilai pada setiap gerak hidup kita.

Dalam cerita budaya, kita bisa menemukan kearifan hidup, merasakan bagaimana leluhur kita begitu menghormati keseimbangan alam, mengagungkan Tuhan juga menghargai kehidupan sesama manusia.

Itulah pesan tugu sebagai sebuah usaha untuk terus menghidupkan spirit leluhur dalam kehidupan saat ini dan masa mendatang.

"Mari kita kembangkan dan bangun kawasan danau Toba dengan spirit budaya yang hebat dan besar untuk masa depan kemanusiaan di muka bumi," kataku menyalami Bung Kennedy Aritonang sambil mengajaknya berbuka tahun baru di atas puncak Pussubuhit, yang diyakini sebagai asal muasal si Raja Batak.

Budaya itu sesuatu yang diperjuangkan, politik itu cara memperjuangkannya.

#salamnonangnonang

@horasindonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com