Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Moyo, Ironi di Surga Dunia

Kompas.com - 28/04/2016, 08:22 WIB

”Air terjun di tengah hutan belantara itu sangat jernih dan berbuih putih. Air itu menjadi berwarna hijau bening sehingga dasar sungai yang berupa batuan putih menjadi terlihat. Seharusnya perbaikan jalan menuju ke sana menjadi prioritas,” katanya.

Ia menyayangkan kondisi Pulau Moyo dibiarkan begitu saja. Perbaikan infrastruktur dan pembenahan penunjang pariwisata mutlak dilakukan, dengan tetap menjaga keaslian potensi wisata di pulau itu.

Tak hanya Khushairi yang tersihir di Mata Jitu. Kepala Desa Labuhan Aji Suhardi mengatakan, sebanyak 200 hingga 250 wisatawan datang ke Pulau Moyo setiap bulan. Mereka bukan turis lokal, melainkan wisatawan mancanegara, sebagian besar berasal dari Eropa.

Wisatawan yang datang ke Moyo pasti mengunjungi air terjun. Selain itu, mereka berwisata bahari, seperti berenang, snorkeling, dan menyelam di taman wisata alam laut seluas 6.000 hektar yang terbentang di Laut Flores. Pulau seluas 32.044 hektar ini memiliki panjang garis pantai 88 kilometer.

Sebuah resor bertaraf internasional bahkan mematok tarif puluhan juta kepada wisatawan yang ke Moyo. Peminatnya tak pernah sepi, bahkan mencapai puncak kunjungan di bulan Agustus. Pengelola menawarkan wisata bahari, wisata pantai, dan wisata petualangan di kawasan hutan serta air terjun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com