Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2016, 09:17 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ingin berwisata ke luar negeri, hal yang wajib dimiliki adalah paspor sebagai tanda identitas ketika bepergian. Jika negara yang dituju mensyaratkan untuk memiliki visa, tentunya wisatawan juga harus menyiapkan visa.

Halaman paspor yang ditawarkan untuk wisatawan terdapat dua jenis yaitu 24 halaman dan 48 halaman. Anggapan yang kerap muncul saat ingin mengurus paspor dan juga memiliki paspor dengan jumlah 24 halaman adalah hanya digunakan oleh calon tenaga kerja Indonesia (TKI).

Kepala Bagian Humas dan Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Heru Santoso membantah tentang anggapan paspor dengan jumlah 24 halaman hanya untuk TKI. Menurutnya, penggunaan paspor 24 halaman itu memiliki fungsi dan derajat yang sama dengan paspor 48 halaman.

“Stigma itu timbul karena ada beberapa negara penerima di Timur Tengah hanya menerima paspor 24 halaman. Padahal secara hukum keduanya sama. Paspor 24 halaman juga bisa digunakan untuk liburan,” ungkap Heru saat dihubungi KompasTravel di Jakarta, Selasa (26/4/2016) sore.

Ia menegaskan hal itu dipastikan dengan keluarnya Reraturan Direktur Jenderal Imigrasi nomor: IMI.1040.GR.01.01 tahun 2010 tentang perubahan Kelima atas petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi nomor : F-459.I2.03.02 tahun 1997 tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia. Pertimbangan memilih paspor 24 halaman juga berdasarkan frekuensi dan tujuan berlibur.

"Kalau dirasa cuma ingin berlibur sebentar dan cuma di negara-negara ASEAN, paspor 24 halaman juga bisa. Bukan lalu dianggap untuk TKI," kata Heru.

Heru menambahkan, paspor 48 halaman juga bisa diberikan kepada TKI. Pasalnya, beberapa negara di dunia penerima TKI mensyaratkan untuk menggunakan paspor dengan 48 halaman.

“Lalu ada paspor yang harus 48 halaman harus disiapkan untuk perjalanan misalnya ke Jepang, Eropa, Amerika, Korea. Makanya, petugas pembuatan imigrasi akan bertanya tujuan negara-negara yang akan dikunjungi sebelum proses pembuatan paspor,” paparnya.

Persyaratan khusus untuk memiliki paspor dengan jumlah 48 halaman itu, lanjut Heru, adalah kebijakan masing-masing negara di dunia. Ia menyebutkan, warga negara Indonesia juga harus mengikuti peraturan tersebut.

"Penggunaan paspor 24 halaman itu kembali lagi disesuaikan dengan kebijakan masing-masing negara di dunia. Misalnya, negara ASEAN, paspor 24 halaman sudah pasti digunakan. Ke Eropa, paspor 24 halaman sudah pasti gak bisa. Makanya harus urus paspor 48 halaman," jelasnya.

Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi yang dikeluarkan pada tahun 2010 itu bertujuan untuk mencegah salah penafsiran yang beredar di masyarakat. Peraturan tersebut mulai berlaku efektif sejak 15 November 2010.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com