Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2016, 11:08 WIB
Wahyu Adityo Prodjo, Sri Anindiati Nursastri

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan pesona wisata. Salah satunya Labuan Bajo yang menjadi pintu gerbang ke Taman Nasional Komodo. Kawasan ini tenar dengan satwa langka komodo.

Selain itu ke timur Labuan Bajo, wisatawan juga bisa menikmati keindahan danau tiga warna di Gunung Kelimutu. Belum puas bermain di Pulau Flores, wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Sumbawa yang masuk wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mendaki Gunung Tambora. Pulau Sumbawa berada di sebelah barat Pulau Flores.

Untuk menuju Gunung Tambora, wisatawan bisa menyeberang dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pelabuhan Sape sebagai pintu masuk Pulau Sumbawa dari jalur laut. Wisatawan bisa menyeberang menggunakan kapal feri yang tersedia di Pelabuhan Labuan Bajo.

Setelah mendaki Gunung Kelimutu dan Inerie dan melintasi Trans Flores dari Ende ke Labuan Bajo, tim "Jelajah Tanpa Batas" menyeberang dari Labuan Bajo ke Sumbawa untuk mendaki Gunung Tambora.

Tim menyeberang dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pelabuhan Sape dengan jadwal keberangkatan pukul 16.00 WITA, Rabu (27/4/2016). Wartawan Kompas.com Sri Anindiati Nursastri melaporkan, terdapat dua jadwal penyeberangan dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pelabuhan Sape yakni pukul 09.00 dan 16.00 WITA.

KOMPAS.com / Sri Anindiati Nursastri Proses mobil memasuki kapal feri di Pelabuhan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (27/4/2016).
Pembelian tiket kapal feri untuk menyeberang telah dibuka tiga jam keberangkatan kapal feri. Harga tiket kapal feri untuk satu penumpang untuk menyeberang dari Labuan Bajo ke Sape seharga Rp 30.000, untuk mobil sedan Rp 1.183.000, dan mobil pikap seharga Rp 1.100.000. Kapal feri akan berangkat sesuai dengan jadwal pelayaran di Pelabuhan Labuan Bajo.

"Untuk mobil bisa masuk biasanya harus menunggu air surut. Jadinya kemarin kita berangkat 15 menit," tutur Sastri menceritakan kegiatan "Jelajah Tanpa Batas" saat dihubungi di dalam perjalanan menuju kaki Gunung Tambora di Dompu, Kamis (28/4/2016).

Kapal yang ditumpangi tim "Jelajah Tanpa Batas" bernama Kapal Dewana. Satu kapal feri tersebut bisa memuat sekitar lima truk dan lima mobil dan motor-motor di bagian bawah dek kapal. Kapal tersebut memiliki tiga dek yakni dek bawah, tengah, dan atas untuk penumpang.

Saat di dalam kapal feri, wisatawan bisa memilih duduk di bangku penumpang di sisi luar dek maupun di sisi dalam dek. Di sisi luar dek kapal feri, wisatawan bisa duduk di bangku sambil melihat pemandangan laut serta gugusan pulau di Taman Nasional Komodo dan di sisi dalam bagi yang ingin menikmati fasilitas air conditioner (AC).

Sastri menyebutkan, fasilitas yang ada di Kapal Dewana ini yakni toilet, kamar mandi, televisi, taman bermain untuk anak-anak di dek tengah, dua buah ruang istirahat yang berkapasitas total yakni 20 orang, dan juga AC.

Selain itu, di dalam kapal juga terdapat penjaja makanan instan dan minuman untuk para penumpang dengan harga yang bervariasi seperti mie instan Rp 15.000 dan air mineral Rp 5.000.

KOMPAS.com / Sri Anindiati Nursastri Ruangan ber-AC di kapal feri penyeberangan Pelabuhan Labuan Bajo menuju Pelabuhan Sape di Nusa Tenggara Barat.
Perjalanan dari Labuan Bajo ke Sape memakan waktu perjalanan delapan jam. Waktu tempuh tersebut masih bergantung dengan keadaan ombak laut saat kapal feri menyeberangi Selat Alas.

"Satu jam pertama dari keberangkatan bisa lihat pulau-pulau di Taman Nasional Komodo. Hijau karena musim hujan, kalau musim kering pasti menguning dan setelah laut lepas. Satu jam berikutnya, bisa melihat matahari terbenam," ujar Sastri.

Kapal feri yang ditumpangi tim "Jelajah Tanpa Batas" tiba di Pelabuhan Sape pukul 00.00 WITA, Kamis (28/4/2016). Jika ingin beristirahat sejenak di Pelabuhan Sape, di pelataran pelabuhan terdapat sejumlah warung yang menyediakan makanan dan minuman.

Ikuti kisah perjalanan pelari Willem Sigar di liputan khusus Kompas.com pada laman "Ekspedisi Alam Liar - 50 Gunung 40 Hari". Tim Kompas.com akan mengikuti perjalanan Willem mendaki 50 gunung secara lari maraton dalam 40 hari. 

Perjalanan menuju kaki gunung ditempuh dengan jalan darat menggunakan mobil Nissan All New Navara. Ekspedisi ini juga didukung oleh Pertamina dan Eiger.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

Travel Update
15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

Jalan Jalan
Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Travel Update
Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Travel Tips
Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Hotel Story
Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Travel Update
Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Travel Update
6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

Jalan Jalan
Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Travel Update
Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Travel Update
Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Erupsi Merapi 8 Desember 2023, Wisata Lava Tour di Yogyakarta Tidak Terdampak

Travel Update
3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

3 Aktivitas di Swarnabhumi Harau, Nginap di Kabin Berlatar Tebing Tinggi

Travel Update
5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

5 Tips Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Datang Saat Cerah

Travel Tips
Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Jelang Nataru 2024, Tiket Kereta Api Terjual 33 Persen dari 2,6 Juta Tiket

Travel Update
Liburan Tahun Baru di Lembah Oya Kedungjati, Cek Dulu Status Buka-Tutupnya

Liburan Tahun Baru di Lembah Oya Kedungjati, Cek Dulu Status Buka-Tutupnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com