Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rezeki Bahari Ujung Kepri

Kompas.com - 03/05/2016, 11:50 WIB

BERSAMA istrinya, Makdin (53) memindahkan ikan bilis dari perahu ke kuali besar yang sudah siap di atas tungku. Ikan-ikan yang mengisi separuh perahu itu baru ditangkap Makdin di pesisir Pulau Berhala, salah satu pulau di Lingga, Kepulauan Riau.

Ia mulai menjalankan perahu pukul 19.00 dan berlayar 1,3 kilometer dari pantai. Lampu petromaks dipasang di haluan dan menerangi perahu serta perairan dalam radius 2 meter. Di laut, Makdin mengetuk- ngetuk lambung perahu. ”Bunyinya ditambah cahaya dari lampu bisa menarik ikan,” ujarnya.

Setelah ikan berkumpul di sekitar perahu, Makdin segera menyiapkan jaring dan mulai menangkap ikan. Kurang dari 90 menit, separuh perahunya sudah terisi ikan dan ia kembali ke pantai.

Di pantai, anak dan istrinya sudah menanti dan siap mengolah ikan hasil tangkapan berukuran sepanjang 5 cm dan tebal kurang dari 0,5 cm. Dimulai dari memindahkan ikan ke keranjang cuci, dicuci dengan air laut, lalu ditiriskan di keranjang lain.

Sembari menanti istrinya mencuci ikan, Makdin menyiapkan tungku bersama anaknya. Dalam beberapa waktu, air sudah mulai mendidih. Air laut yang dicampur garam itu siap untuk merebus ikan bilis.

”Kalau siang ada matahari, bisa segera dijemur. Kalau tidak, direbus lagi dan mudah-mudahan besoknya panas. Kalau tetap tidak panas, ya diikhlaskan saja. Dibuang...,” ujarnya.

Ia tidak khawatir kehilangan hasil. Laut di sekitar Pulau Berhala amat kaya ikan. Setiap malam, paling sedikit 20 perahu mencari ikan bilis. Semua berpendapat sama seperti Makdin.

KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA Warga Pulau Berhala memindahkan ikan bilis hasil tangkapan di pesisir pulau itu. Warga pulau itu mengandalkan pariwisata dan tangkapan hasil laut sebagai sumber pendapatan mereka.
”Kalau sudah dikeringkan, ikan dikirim ke Dabo (salah satu kecamatan di Lingga dan ditempuh dalam tiga jam pelayaran dari Berhala),” ujar Madjid, warga Berhala lain.

Tidak hanya ikan bilis dikirim ke Dabo. Ikan-ikan lain hasil tangkapan warga Pulau Berhala juga dibawa ke Dabo. Dari sana, ikan dikirimkan ke tempat-tempat lain.

Nelayan memang menjadi pekerjaan utama warga pulau dengan luas 60 hektar itu. Laut di sekitar pulau yang didiami 50 keluarga itu masih bersih, bebas polusi, dan belum terjamah penangkapan masif.

Nelayan Berhala cukup berlayar kurang dari 3 kilometer sudah bisa menjaring dan memancing ikan berukuran hingga 5 kg per ekor. Para nelayan ikan besar biasanya berlayar lima jam dan membawa pulang rata-rata 50 kg ikan. Setiap perahu lazimnya diawaki tiga orang.

Di Pulau Berhala, setiap kilogram ikan rata-rata dijual Rp 25.000. Potong biaya operasional rata-rata Rp 300.000 setiap berlayar, masing-masing nelayan bisa membawa pulang Rp 300.000 setiap kali usai berlayar.

”Kalau musim sedang bagus, kadang bisa mendapat lebih banyak. Kadang bisa juga mendapat lebih sedikit kalau musim angin kencang,” ujar Madjid.

Memang, hasil tangkapan tidak dapat diuangkan seketika. Kapal pengangkut ikan ke Dabo datang tiap dua hari sekali. Karena alasan efisiensi, ikan diambil paling tidak setelah empat kotak penyimpanan penuh.

KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA Warga Pulau Berhala, salah satu pulau di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, mengolah ikan bilis tangkapan mereka di pesisir pulau itu. Warga pulau tersebut mengandalkan pariwisata dan tangkapan hasil laut sebagai sumber pendapatan. Pelancong domestik paling banyak bertandang ke pulau kecil di ujung selatan Kepulauan Riau itu.
”Bayaran diberikan biasanya sepekan sekali setelah dua kali pengantaran. Sebagai gantinya, pembeli menyediakan solar di sini. Kadang menyediakan bahan makanan juga. Sekalian diangkut dengan kapal penjemput ikan,” tuturnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com