Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Belanda di Kaki Gunung Raung yang Konon Angker

Kompas.com - 17/05/2016, 17:22 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

BONDOWOSO, KOMPAS.com - Pesanggrahan Sumberwringin, begitu nama rumah yang jadi base camp pendakian Gunung Raung di Jawa Timur. 'Aroma' bangunan Belanda masih tercium kuat, dan konon, rumah ini ada 'penunggu'nya.

Mobil Nissan All New Navara dan All New X-Trail melaju masuk ke pekarangan. Untuk sebuah halaman rumah, pekarangan ini terbilang besar.

Ada taman untuk duduk-duduk lengkap dengan bangku semen, serta lapangan kecil yang tampak terbengkalai. Menghadap halaman tersebut, terdapat rumah yang didominasi warna hijau. Arsitektur Belanda masih kental terlihat.

Tim ekspedisi "Jelajah Tanpa Batas" sedang mengantar Willem Sigar Tasiam, atlet maraton gunung solo berusia 58 tahun, mendaki Gunung Raung. Rumah ini merupakan base camp para pendaki gunung tertinggi kedua di Jawa Timur tersebut.

Pesanggarahan Sumberwringin terletak di Desa Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Willem sendiri sudah 'langganan' menginap di sini. Sebelum masuk dalam bangunan, pria itu mewanti-wanti.

"Kalau malam di tengah suka ada suara pesta lho," katanya kepada KompasTravel, Kamis (5/5/2016) lalu. Sedikit tertawa, mungkin setengah bercanda.

Bangunan itu secara umum terbagi menjadi tiga area. Pertama adalah area belakang, dengan deretan kamar yang digunakan untuk tempat tinggal penjaga rumah dan keluarganya. Ada dua kamar mandi umum beserta satu kamar cuci baju, satu ruang dapur, serta dua kolam ikan besar.

Kedua adalah area kamar. Ada lima kamar yang bisa diinapi wisatawan. Kamar-kamar tersebut terhubung oleh sebuah lorong yang di bagian ujungnya mengarah ke ruangan besar setengah lingkaran. Tiap ruangan, entah memang kebetulan atau sengaja dibiarkan begitu, hanya diberi satu lampu dengan pencahayaan remang-remang.

Tiap kamar berukuran besar dengan terdapat kasur (single bed atau twin bed) yang bersih dan nyaman. Sebuah lemari, wastafel, dan meja rias juga tersedia di semua kamar.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Kamar di Pesanggrahan Sumberwringin. Harga per malamnya Rp 200.000.
Ketiga adalah area ruangan setengah lingkaran yang disebutkan sebelumnya. Ruangan itu hanya berisi bangku-bangku lipat yang berderet di bagian sudut. Di ruangan inilah konon suara 'pesta' itu terdengar.

"Rumah ini dibangun 1930-an, dulu digunakan oleh Belanda. Di sekitar sini terdapat perkebunan kopi," tutur Ibu Endang, wanita nan ramah yang menjaga Pesanggrahan Sumberwringin.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Kamar setengah ruangan di Pesanggrahan Sumberwringin. Konon dari ruangan ini, sering terdengar suara pesta.
Ketika ditanya soal gosip keangkeran Pesanggrahan Sumberwringin, Ibu Endang hanya tertawa.

"Ah, enggak kok..." katanya.

Para pendaki yang tak mau repot-repot menyebut 'Pesanggrahan Sumberwringin' menjuluki bangunan ini 'Kamar Bola'. Ini karena pada dasarnya, bangunan tersebut berbentuk lingkaran dengan banyak sudut di bagian luarnya.

Tiap kamar pun punya ruangan tersendiri yang memisahkan ruang tidur dengan jendela.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com