"Faktor bahan bakar yang membuat wisata ke Raja Ampat tidak murah," demikian ucapan salah seorang pengelola tempat penginapan di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, awal Mei lalu.
Bahan bakar diperlukan untuk transportasi (speed boat) dan genset terutama untuk penginapan di pulau-pulau terpencil yang membutuhkan penerangan.
Benarkah? Sekarang ini, bisa jadi ya. Bayangkan, sebagai destinasi wisata yang pesonanya sudah tersebar ke mancanegara, Raja Ampat hanya didatangi oleh wisatawan yang benar-benar dihinggapi rasa penasaran akan keindahan dan pesona bawah laut tempat ini.
Selain penasaran untuk melihat langsung keindahan Raja Ampat, faktor lain yang mendukung adalah soal biaya.
Jangan membayangkan, misalnya, wisatawan nusantara terbang langsung dari Jakarta menuju Sorong, ibu kota Papua Barat dan langsung melihat keindahan bahari Raja Ampat dengan empat pulau utamanya yakni Waigeo, Misool, Salawati, dan Batanta. Belum!
Selain biaya, dibutuhkan pula stamina serta fisik yang mumpuni untuk mendatangi lokasi ini. Sorong adalah titik sentral sebelum Anda menuju Raja Ampat.
Demikian pula wisatawan yang terbang dari Jakarta. Mereka akan terbang menuju Makassar, Sulawesi Selatan dan kemudian nyambung penerbangan ke Sorong.
"Jauh juga ya datang ke Raja Ampat," tutur seorang pegawai KBRI Paris saat mengantar media Perancis undangan Kemenpar mengunjungi Raja Ampat awal Mei 2016.
Waktu perjalanan sudah lama, biaya pun juga membesar.
Dalam paket tersebut, wisatawan bisa menikmati keindahan Pulau Manswar, Arborek, Sawinggrai, pasir timbul, Teluk Kabui dan Pianemo. Angka tersebut belum termasuk ongkos pesawat ke Sorong. Untuk Jakarta-Sorong (pp) saja minimal sediakan dana Rp 5 juta. Total, minimal wisatawan menyediakan dana Rp 10-15 juta ke Raja Ampat.
Penulis teringat ucapan pasangan suami-istri turis Jerman saat melancong ke Banda Neira, Maluku tahun 1994. Mereka begitu menikmati suasana Banda dengan pantai, benteng-benteng tua, bangunan peninggalan kolonial, keramahtamahan penduduk dan hamparan kebun pala.
Keluhan mereka hanya satu, mahalnya biaya transportasi. "Bayangkan, ongkos pesawat dari Jakarta ke Banda Neira lebih mahal ketimbang Jakarta ke Jerman," katanya waktu itu.
Raja Ampat pun tak luput dari bayang-bayang mirip Banda Neira. Begitu wisatawan sampai di Sorong, perjalanan justru baru dimulai. Jika membeli paket wisata, sudah termasuk penyewaan speed boat yang siap mengantarkan wisatawan mengunjungi dari satu pulau ke pulau lain. Cara ini lebih praktis.