JAKARTA, KOMPAS.com - Sate yang satu ini cukup populer di kalangan penikmat kuliner sate. Tak heran eksistensinya dimulai sejak tahun 1971. Namun, ternyata banyak juga yang salah tempat ketika hendak membeli sate tersebut.
Mardi, merupakan generasi kedua yang dipercaya sang perintis (kakak iparnya) untuk meneruskan usaha sate Apjay. Ia mengatakan beberapa tahun belakangan ini banyak pembeli yang komplain masalah rasa dan kualitas.
“Ada beberapa yang komplain akhir-akhir ini, satenya rasanya beda, kualitasnya menurun, ternyata setelah diselidiki orang itu beli sate Apjay di tempat yang salah,” ujar Mardi kepada KompasTrevel saat berkunjung ke kedainya, Jumat (13/5/2016).
KompasTravel sendiri sempat salah kedai ketika mencari sate yang namanya berasal dari apotek tempat ia berada yaitu Apotek Jaya yang sudah berganti menjadi Century. Tak kurang dari tiga gerobak sate lain yang menggunakan nama Apjay di gerobaknya sekitaran Apotek Jaya.
Selain karena banyak yang mengaku menggunakan namanya, kerap berpindah tempat karena penggusuran juga menjadi penyebab pembeli salah alamat. Namun menurut Mardi, bagi pelanggan lama jarang ada yang salah tempat, tentu karena sudah hafal dengan rasa dan ciri-cirinya.
Ia pun membeberkan ciri sekaligus resep turun temurun yang selalu dipertahankan oleh kedainya. Sate Apjay sendiri hanya menggunakan daging dada ayam, dari tiap satu ekor ayam.
“Kita cuma pake daging ayam dadanya saja, kita jamin kalau ada lemak atau kulit di sate daging akan kita ganti sepuluh tusuk, atau satu porsi sate daging Apjay,” ujar Mardi dengan tegas.
Lemak sendiri biasa dipakai tukang sate selain untuk memenuhi tusukan, juga agar satenya wangi. Namun, di sini ia menggunakan minyak hasil sulingan kacang dan jeruk nipis untuk aroma wangi khas satenya.
Selain itu pria kelahiran Madura ini menambahkan sate yang ia sajikan mengalami dua kali proses pembakaran dan pembumbuan. Tahap pertama dibumbui dan dibakar setengah matang, setelah itu disimpan untuk dijual dan akan diulang prosesnya kembali saat pembeli memesan.
“Ayam yang dipilih sejenis ayam kate, dari peternak langganan kita. Daging itu juga paling lama kita simpan setengah jam di freezer setelah dipotong, jadi masih fresh,” kata Mardi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.