Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sate Ajo Ramon Tetap Melegenda, Walau Sang Pelopor Sudah Tiada

Kompas.com - 19/05/2016, 06:08 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak matahari mulai merapat ke ufuk barat, tenda besar yang berada di selasar Pasar Santa, Jakarta Selatan, inipun sudah diisi oleh berbagai penikmat sate padang. Setelah matahari terbenam, para pekerja kantoran, hingga anak muda mulai berdatangan berkali-kali lipat.

Asap pun semakin malam semakin mengepul, dari tusukan daging-daging kemerahan berbalut bumbu khas Padang Pariaman. Ya, sate padang Ajo Ramon ini berasal dari Kabupaten Padang Pariaman, sebelah utara Kota Padang.

Menurut Supriadi, anak ketiga dari enam bersaudara sang perintis mengatakan perbedaan sate Padang Pariaman dengan sate Padang Bukittinggi atau yang lain adalah memiliki bumbu daging yang kemerahan, serta kuah yang coklat pekat, tidak kuning seperti beberapa daerah lain.

Meski begitu beberapa jenis sate Padang memiliki citarasa dan kenikmatan tersendiri warisan daerah asalnya.

“Makanya disebut ‘Ajo’ bukan ‘Uda’ kalo di Pariaman. Ajo Ramon berarti Abang Ramon, perintis sate ini atau bapak saya,” ujar Supriadi kepada KompasTravel ketika berkunjung ke kedai Pusatnya, Jumat (13/5/2016).

Sayang, Ajo Ramon sang perintis sekaligus penemu racikan bumbu satenya baru saja wafat Senin (2/5/2016) lalu di RS Mintoharjo, Jakarta. Supriadi mengatakan, almarhum berpesan agar anak-anaknya tetap melanjutkan usaha yang dirintisnya sejak 1980 dan terus berbagi atau berjiwa sosial.

Sate Padang yang satu ini memang sangat favorit di kelangan penikmat kuliner Padang, tak heran menurut salah satu penjaga parkir sekitar, beberapa artis dan pejabat publik kerap datang dan menjadi langganannya, seperti Bunga Citra Lestari, Agus Ringgo, Yusril Ihza Mahendra, Agung Laksono dan masih banyak lagi.

“Kalau mau sate padang selain di Padang ya harus di sini. Nomor satu deh menurut saya selain di asalnya. Pedesnya pas, bumbunya yang jadi kunci,” ujarnya kepada KompasTravel saat menikmati kuliner tersebut di kedai Ajo Ramon pusat Pasar Santa, Jumat (13/5/2016).

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Sate padang di kedai Ajo Ramon, memiliki warna kemerahan setelah dibumbui sebelum dibakar. Warna merah tersebut dikarenakan bumbu yang meresap sebelum dibakar.
Akhirnya KompasTravel pun mendapat kesempatan untuk mencoba sate ini. Sate campur, terdiri dari daging, lidah, dan sate usus sapi pun sudah siap di depan mata. Tak sabar ketika dilahap setusuk sate lidah tidak ada kerasnya sama sekali, kenyal dan bumbunya begitu terasa.

Daging dan ususnya ternyata tak kalah nikmat, daging memang lebih berserat dibanding lidah, namun potongannya yang pas tidak kecil dan tidak besar akan membuat Anda terus ingin melahapnya.

Jangan takut kekurangan bumbu, sate di sini terkenal “tidak pelit bumbu” apalagi jika Anda memesan dengan bumbu yang banyak, bersiap-siap luber di piring.

Menurut anak ketiga Ramon, pewaris kedai pusat tersebut, dagingnya terasa begitu pas hanya menggunakan model memasak sate Padang warisan keluarganya, seperti bumbu racikan dan proses tahapan memasaknya.

Daging, lidah, dan usus yang dusah bersih direbus menggunakan bumbu hingga matang, kemudian ditiriskan sembari dibumbui kembali, baru dibakar saat dipesan pembeli dan dilumuri bumbu kuah andalannya.

Untuk mendapatkannya Anda bisa berkunjung ke pusatnya persis di pelataran Pasar Santa, Jalan Cipaku 1, Kebayoran Lama. Selain itu cabang Ajo Ramon yang masih dikelola oleh keluarga besarnya tersebar di pusat kuliner Blok S, Pasar Raya Blok M, Cikajang nomor 72, Mall Artha Gading, Mall Kelapa Gading, hingga di Summarecon Bekasi.

Khusus di Pasar Santa buka mulai pukul 16.00 hingga 24.00 WIB. Selain itu buka mulai pukul 12.00 siang dan ada juga yang mengikuti jam operasional mal. Untuk satu porsi sate Padang seharga Rp 25.000, berisi ketupat dan 10 tusuk sate.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com