Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Kuliner Indonesia di Negeri Sakura

Kompas.com - 19/05/2016, 13:03 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Penulis

 

Pelangi Cafe

Tidak jauh dari situ atau 50 meter di seberang Cabe, ada pula rumah makan yang dikelola langsung oleh pria asal Indonesia. Namanya Pelangi Cafe, baru 1,5 tahun didirikan oleh Peter, pria asal Ambon.

Dulu Peter bekerja di Bengawan Solo, tempat Ohira pernah bekerja sebagai pencuci piring paruh waktu di restoran itu pada 1990-an.

Peter menata Pelangi Cafe dengan dapur terbuka yang memudahkannya berkomunikasi langsung dengan pelanggan. Bersama enam pegawai, ia membuat tempat mungil itu menjadi nyaman didiami berlama-lama. Peter selalu berinteraksi dengan orang-orang yang datang ke tempatnya untuk berbagai keperluan.

"Gua bebaskan pengunjung ke sini untuk nongkrong. Enggak makan pun enggak apa-apa, minimal mereka minum dan bisa karaokean di sini," kata Peter yang menetap bersama keluarganya di Tokyo.

Di tempat itu, Peter juga berperan sebagai juru masak dan dibantu seorang koki dari Tahiti. Ia turun langsung memasak beragam menu Indonesia, seperti nasi goreng, ayam goreng, sate madura, hingga gado-gado.

Dengan pengalamannya menekuni usaha kuliner di Jakarta, Bali, hingga Singapura, Peter dapat memahami selera penyuka masakan Indonesia dari berbagai negara. Mau pedas atau tidak, mau asin atau agak tawar, mau ditambahi jamur atau penganan lain, dia akan menyesuaikan dengan selera lidah pemesan.

"Gua cuma nyocokin sama keinginan mereka (pelanggan). Mereka suka rasanya (asin atau pedas) tidak terlalu kuat," ujarnya.

Aneka menu di Pelangi ini juga tak jauh berbeda dari Cabe. Mulai dari gado-gado, sate, hingga tumis kangkung pun ada di sana. Peter juga membuat menu khusus untuk anak-anak. Harganya pun tidak jauh berbeda, yang paling mahal menu udang saus kelapa di kisaran 1.500 yen atau Rp 183.000.

Restoran-restoran tersebut mempekerjakan orang-orang dari Indonesia, baik sebagai pegawai permanen ataupun para pelajar yang bekerja paruh waktu. Peter juga merekrut pegawai dari negara lain, seperti Tahiti dan Filipina.

Selain kedua restoran itu, masih ada sejumlah restoran khusus masakan Indonesia di Tokyo. Sebut saja Rame-rame Indonesia Restaurant. Ini juga milik orang Indonesia.

Ada juga Ayung Teras di Shibuya dan Cinta Jawa Cafe di Hiratsuka. Masing-masing restoran itu memiliki menu andalan yang membuat pencinta kuliner Nusantara ingin kembali dan kembali lagi mengobati rasa kangen akan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com