Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berani Coba Sate Sumsum dan Sate Ginjal?

Kompas.com - 20/05/2016, 10:03 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Bagi penikmat kuliner sate, tampaknya perlu mencoba kuliner yang “anti=mainstream” ini. Jika pada umumnya sate terbuat dari bagian daging, di Bogor terdapat sate usus dan ginjal yang sudah bertahan lebih dari 50 tahun.

Kedai Sate Sapi Pak Oo, namanya berasal dari laki-laki yang mendirikan usaha sate tersebut sejak 1965 di Bogor. Kini resep racikannya dipegang teguh oleh cucunya yang merupakan generasi ketiga, yaitu Saparudin.

“Sejak dahulu kakek mulai jualan memang di sekitaran daerah sini, walaupun sering pindah-pindah karena diusir. Zaman dulu kan kaki lima masih berantakan di sini,” ujar Saparudin, kepada KompasTravel saat berkunjung ke kedainya, Rabu (18/5/2016).

Ia menceritakan, sebelum menempati ruko sejak 2004 hingga sekarang, sempat mendirikan tenda kaki lima di depan Vihara Danagun, Jalan Pedati, hingga di seberang Pasar Bogor.

Aroma khas sumsum pun mulai tercium dari kedai tersebut mulai pukul 16.00 WIB. Sumsum yang putih terlihat menguap, mengeluarkan busa putih dan aroma khasnya saat dibakar. Sedangkan ginjal pun semakin berubah warna, dari merah pekat menjadi kecoklatan akibat olesan bumbu bakar.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Sate sum-sum yang menguap ketika dibakar dengan mengeluarkan buih putih, dan aroma khasnya. Serta sate ginjal yang merah kecoklatan akibat bumbu bakarnya.
Menunggu di dekat pembakaran akan membuat Anda semakin tidak sabar untuk mencicipinya. KompasTravel pun segera menyantap sate tersebut sesaat diangkat dari bakaran dan disajikan.

Dalam satu porsi sate campur, tersaji lima tusuk sate sum-sum, dan lima lagi sate ginjal. Semuanya disajikan dengan bumbu kacang, tak lupa perasan jeruk nipis dan sambal menambah kesegaran sate ini.

KompasTravel memilih sate sumsum terlebih dahulu. Kelembutan pun memenuhi mulut ketika melumatnya, sumsum tesebut sangat lembut tetapi tidak hancur di mulut. Rasanya sedikit berbeda dengan sumsum kaki sapi yang biasa dimakan dengan cara diseruput.

Sumsum tulang belakang teksturnya lebih padat, namun tidak segurih sumsum kaki. Oleh karena itu sangat pas dimakan bersama bumbu kacang dan sambalnya.

Sedangkan citarasa si merah kecoklatan, alias sate ginjal sangat unik. Memiliki rasa gabungan daging dengan hati sapi, namun teksturnya sangat kenyal dengan sedikit serat. Bumbu bakarnya sendiri lebih terasa di sate ginjal tersebut.

Walaupun keduanya nikmat, Anda juga harus memperhatikan kadar kolesterol. Sehingga untuk menyantapnya Anda tidak perlu berlebihan.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Putihnya sate sum-sum sebelum dibakar. Kedai Sate Sapi pak Oo hanya menggunakan sum-sum tulang belakang, dan ginjal dari sapi segar.
Kedai Sate Sapi Pak Oo hanya menggunakan sumsum tulang belakang dan ginjal dari sapi segar. Menurut Saparudin, ini merupakan salah satu bagian dari resep warisan yang ia jaga.

“Salah satu resepnya kesegaran bahan yang kita jaga. Saya sendiri yang membuatnya bersama kakak di rumah, sapi dari pagi langsung diolah dan disajikan sore," ujarnya.

Penikmatnya dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa hingga kalangan tua yang bernostalgia dengan hidangan legendaris di salah satu pusat kuliner Bogor ini. Namun, menurutnya, mayoritas pelanggannya merupakan keluarga yang telah berlangganan semenjak generasi pertama dan kedua.

Kedai Sate Sapi Pak Oo, berlokasi di Jalan Surya Kencana Nomor 193, yang terkenal dengan kawasan Pecinan Bogor. Kedai siap beroperasi mulai pukul 16.00 hingga pukul 20.30 WIB.

Untuk menikmatinya, kedai ini menyajikan satu porsi dijual dengan harga Rp 30.000, berisi 10 tusuk. Anda pun bisa mencampurnya dengan ketiga jenis sate yang disajikan di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com