Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balung Kethek, Camilan Khas Solo yang Nyaris Punah

Kompas.com - 22/05/2016, 11:01 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Renyah gurih, sensasi itu yang bakal pertama kali terasa lidah ketika menikmati salah satu camilan khas Solo, balung kethek. Balung kethek adalah bahasa Jawa yang artinya tulang monyet, sebenarnya istilah lain dari keripik singkong.

Entah apa awal mulanya sampai disebut dengan balung kethek. Konon disebut balung lantaran digigit keras seperti tulang (balung) dan bisa bikin kita meringis atau nyengir dan menampakkan gigi seperti kethek atau monyet.  

“Orang Jawa itu dalam menamakan sesuatu pasti mengacu atau mengumpamakan dengan hal-hal yang dilihat,” terang Heri Priyatmoko, sejarawan muda kota Solo.

Camilan ini sudah hampir hilang sebenarnya, tak banyak lagi orang yang membikin camilan khas satu ini. Hal inilah yang menginspirasi Shinta Juniarti (24) untuk membuat balung kethek dengan kreasi kekinian.

Dahulu balung kethek biasanya dibuat dari sisa-sisa rebusan ketela. Balung kethek yang dahulu keras dan hanya berasa manis, kini dirubah wujudnya menjadi camilan yang beraneka rasa.

Shinta mengandalkan pemilihan bahan baku agar balthek (singkatan dari balung kethek) buatannya bisa lebih empuk dan gurih meski tanpa bumbu.

Ia pilih singkong mentega untuk bahan bakunya. Singkong ini khusus didatangkan dari Boyolali dan terbukti bisa menjadikan balthek olahannya lebih empuk dan lebih gurih.

Singkong mentega yang sudah dikupas kemudian dikukus setelah sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu.

Kemudian singkong dipotong-potong tipis dan langsung digoreng tanpa melalui proses penjemuran untuk menjaga kebersihan balthek itu sendiri.

Tribunsolo.com/Imam Saputro Balthek khas Solo
Setelah digorang, balthek akan dikemas sesuai rasa yang diberikan setelah proses penggorengan. Bumbu diberikan dengan takaran khusus, tentu saja dengan bumbu pilihan yang terjamin kualitasnya.

Ada beberapa rasa yang ditawarkan balthek buatan Shinta ini. Mulai rasa jagung manis yang menjadi best seller, rasa balado, rasa ayam bakar, rasa gurih, rasa pedas, rasa keju dan tentu saja rasa manis dan pedas sebagai rasa asli dari balthek itu sendiri.

Semua itu dikemas dalam kemasan tabung seberat 100 gr dengan harga Rp 10.000, kemasan bantal 130 gr seharga Rp 11.000, dan yang paling besar Rp 13.000 dalam kemasan standing 150 gram.

“Biasanya untuk produksi itu perbandingannya 4:1, 4 kilogram singkong mentega jadi 1 kilogram balthek jadi,” terang Shinta, Selasa (17/5/2016).

Balthek juga dapat ditemui di pasar malam Ngarsopuro tiap Sabtu malam dan Minggu pagi di car free day di Sriwedari Utara dan juga di toko oleh-oleh di Solo.

Selain itu balthek juga sudah merambah Bali, Jakarta, Bandung dan Semarang. Meski camilan sederhana, balthek sudah mendapatkan lisensi halal dari MUI dan ijin usaha dari BPPOM, sehingga kualitas dari balthek bisa terkontrol dengan baik.

Sekarang bisa didapatkan lagi dengan mudah cemilan nostalgia dengan rasa kekinian.  (TribunSolo.com/Imam Saputro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com