Suara-suara khas hutan mulai terdengar. Ternyata saya cukup beruntung bisa menemui hewan mamalia Lutung, kelompok primata yang membentuk genus Trachypithecus yang kerap ditemukan di wilayah Asia Tenggara.
Lutung hidup di hutan hujan, berbadan langsing dan berekor panjang, termasuk herbivora yang makan dedaunan, buah dan kuncup bunga. Warna tubuhnya berlainan tergantung spesiesnya, dari hitam, kelabu hingga kuning keemasan.
Hewan ini hidup bergerombol antara 5-20 yang dipimpin oleh seekor jantan. Suara pejantan ini sangat nyaring, ditujukan terutama untuk mengiatkan agar kelompok lain tidak memasuki wilayahnya.
Saya sangat beruntung bisa mengabadikannya, apalagi sang betina sedang membawa anaknya lompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Kata teman seperjalanan, banyak orang yang ingin memotret Lutung di sini tetapi tidak pernah ketemu, karena setiap ada kedatangan manusia mereka langsung bersembunyi, jadi kami sangat beruntung bisa ketemu.
Hingga sampai di sebuah penginapan Sembalun Lodge, Desa Sembalun Lawang, kegagahan Taman Nasional Gunung Rinjani sudah tampak walaupun masih sekitar kaki pegunungan. Perbukitan hijau nan asri, lanskap Desa Sembalun yang memesona membuat hati merasa nyaman melihatnya. Perlahan saya mencoba menyusuri desa Sembalun ini.
Hingga teman mengajak untuk mendaki Bukit Selong untuk melihat areal perkebunan yang mempunyai pola persegi tersebar luas di sekitar sini. Areal yang tengah dikembangkan menjadi sebuah agrowisata oleh Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat ini memang menjadi daya tarik yang tiada duanya.
Lanskap areal perkebunan yang memesona dipadu dengan kegagahan gunung Rinjani membuat banyak para pecinta paralayang kerap terbang menikmati pemandangan Sembalun dari udara yang sungguh luar biasa. (Sendy Aditya Saputra)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.