Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Sisa-sisa Peninggalan Sejarah di Pulo Geulis Kota Bogor

Kompas.com - 24/05/2016, 15:03 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

“Di kelenteng tertua ini, walaupun kecil tapi dewa yang mendiaminya dewa tertinggi dari dewa lainnya. Oleh karena itu saya diminta para leluhur untuk berkunjung ke sini, melihat realitasnya,” ujar Firdaus yang datang dari Tangerang bersama keluarga, Sabtu (21/5/2016).

Tak jauh dari para dewa, terdapat patung tua Dewi Kwan Im warisan kelenteng tersebut sejak pertama ditemukan. Beranjak ke belakang bangunan, ternyata terdapat beberapa batas ruangan. Bram pun mengucapkan salam secara lengkap ketika memasuki ruangan belakang. 

Nampak ruangan segi tiga berisikan dua batu besar yang dipercaya merupakan petilasan Embah Sakee dan Eyang Jayaningrat. Keduanya merupakan tokoh penyebar agama Islam pada masanya. Di sampingnya terdapat dua sajadah berbaris rapih menghadap kiblat, ternyata ini mushola tempat beribadah umat Muslim.

Setelah memanjatkan doa, Bram pun mengajak berpindah lagi ke bagian barat bangunan. Tak ada habisnya, terdapat lebih banyak lagi peninggalan-peninggalan bersejarah. Di antaranya arca kura-kura yang dalam filosofi Tionghoa sebagai lambang ketekunan dan panjang umur.

Lalu dua patung harimau hitam berbalut kain hijau, dan satu harimau putih kecil melambangkan kegagahan, kejayaan, dan keberanian. Dalam bahasa Sunda disebut maung yang juga melambangkan kekuatan Kerajaan Pajajaran.

Menurut Bram, patung-patung macan tersebut dipercaya jelmaan Raja Siliwangi. Prabu Siliwangi dipercaya sebagai Raja Pajajaran yang abadi, karena pengaruhnya dan membawa Pajajaran hingga masa kejayaan.

Selain itu di sampingnya terdapat makam Embah Imam, salah satu penyebar agama Islam di daerah Bogor dan sekitarnya. Selain mengadakan pengajian, Bram mengatakan umat Muslim pun ada yang berziarah ke makam ini, sebagai tanda penghormatan atas perjuangannya menyebarkan agama Islam.

Lepas dari berbagai peninggalan batu-batu monolitik, atau berbagai peninggalan lintas kepercayaan yang telah ada sejak kelenteng ini ditemukan, kelenteng ini memiliki keistimewaan dalam perayaan umat. 

Sebagai kelenteng tertua saat perayaan Cap Go Meh, Toa Pe Kong sebelum diarak dicuci terlebih dahulu di sini. Selain itu Dewa Pan Kho sebagai tuan rumah pun dirayakan saat kelahirannya, yaitu lima hari setelah Imlek, tepat tanggal enam, masyarakat pun mengadakan syukuran diiringi musik kroncong.

Sedangkan umat Muslim, menurut Bram, biasa menggunakan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan tempat buka bersama pada bulan Ramadhan.

KOMPAS.com / RAMDHAN TRIYADI BEMPAH Warga keturunan Tionghoa sedang membersihkan patung dewa-dewi dalam ritual penyucian Kimsin yang dilakukan setahun sekali menjelang perayaan Imlek di Klenteng Pan Kho, Kampung Pulo Geulis, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (5/2/2016).
Ditemukannya pulau yang membelah sungai Ciliwung

“Pulo Geulis konon sudah ditemukan pertama, kali lama sebelum zaman Kerajaan Pajajaran bertahta,” ujarnya memulai sejarah Pulo Geulis, kepada wisatwan saat berkunjung, Sabtu (21/5/2016).

Ia mengatakan, dalam naskah kuno sunda Pantun Mundinglaya Dikasumah karangan Ki Buyut Baju Rambeng, diceritakan ketika Mundinglaya menusuri Ciliwung ia menemukan Pulo Putri yang diyakini saat ini sebagai Pulo Geulis. Ini karena disepanjang Sungai Ciliwung tidak ditemukan lagi dataran luas di tengah sungai.

Lalu ketika Kerajaan Pajajaran berdiri 1482 tempat ini dijadikan salah satu tempat peristirahatan keluarga kerajaan, dengan nama Parakan Baranangsiang. Namun, menjelang runtuhnya Kerajaan Pajajaran akibat diserang Kerajaan Banten dan Cirebon tahun 1579-1687, pulo ini khususnya dan ibu kota Pakuan Pajajaran (Bogor) menjadi hutan belantara tak bertuan. Hingga ditemukan oleh saat ekspansi Ciliwung ketiga oleh Belanda pada 1703-1704, yang dipimpin Abraham Van Ribeck.

“Pulau ini ditemukan dalam ekspansi tersebut, dan sudah dihuni oleh bangsa pribumi (Sunda) juga Tionghoa. Menurut peneliti kemungkinan besar kelenteng ini juga sudah ada, karena terdapat berbagai prasasti di dalamnya,” ujar Bram kepada KompasTravel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com