Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2016, 15:03 WIB
|
EditorI Made Asdhiana

Menurut Bram, patung-patung macan tersebut dipercaya jelmaan Raja Siliwangi. Prabu Siliwangi dipercaya sebagai Raja Pajajaran yang abadi, karena pengaruhnya dan membawa Pajajaran hingga masa kejayaan.

Selain itu di sampingnya terdapat makam Embah Imam, salah satu penyebar agama Islam di daerah Bogor dan sekitarnya. Selain mengadakan pengajian, Bram mengatakan umat Muslim pun ada yang berziarah ke makam ini, sebagai tanda penghormatan atas perjuangannya menyebarkan agama Islam.

Lepas dari berbagai peninggalan batu-batu monolitik, atau berbagai peninggalan lintas kepercayaan yang telah ada sejak kelenteng ini ditemukan, kelenteng ini memiliki keistimewaan dalam perayaan umat. 

Sebagai kelenteng tertua saat perayaan Cap Go Meh, Toa Pe Kong sebelum diarak dicuci terlebih dahulu di sini. Selain itu Dewa Pan Kho sebagai tuan rumah pun dirayakan saat kelahirannya, yaitu lima hari setelah Imlek, tepat tanggal enam, masyarakat pun mengadakan syukuran diiringi musik kroncong.

Sedangkan umat Muslim, menurut Bram, biasa menggunakan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan tempat buka bersama pada bulan Ramadhan.

Ditemukannya pulau yang membelah sungai Ciliwung

“Pulo Geulis konon sudah ditemukan pertama, kali lama sebelum zaman Kerajaan Pajajaran bertahta,” ujarnya memulai sejarah Pulo Geulis, kepada wisatwan saat berkunjung, Sabtu (21/5/2016).

Ia mengatakan, dalam naskah kuno sunda Pantun Mundinglaya Dikasumah karangan Ki Buyut Baju Rambeng, diceritakan ketika Mundinglaya menusuri Ciliwung ia menemukan Pulo Putri yang diyakini saat ini sebagai Pulo Geulis. Ini karena disepanjang Sungai Ciliwung tidak ditemukan lagi dataran luas di tengah sungai.

Lalu ketika Kerajaan Pajajaran berdiri 1482 tempat ini dijadikan salah satu tempat peristirahatan keluarga kerajaan, dengan nama Parakan Baranangsiang. Namun, menjelang runtuhnya Kerajaan Pajajaran akibat diserang Kerajaan Banten dan Cirebon tahun 1579-1687, pulo ini khususnya dan ibu kota Pakuan Pajajaran (Bogor) menjadi hutan belantara tak bertuan. Hingga ditemukan oleh saat ekspansi Ciliwung ketiga oleh Belanda pada 1703-1704, yang dipimpin Abraham Van Ribeck.

“Pulau ini ditemukan dalam ekspansi tersebut, dan sudah dihuni oleh bangsa pribumi (Sunda) juga Tionghoa. Menurut peneliti kemungkinan besar kelenteng ini juga sudah ada, karena terdapat berbagai prasasti di dalamnya,” ujar Bram kepada KompasTravel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Travel Update
Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Jalan Jalan
7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

Jalan Jalan
7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

Jalan Jalan
Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Travel Update
Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Travel Update
Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Travel Update
Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Travel Tips
Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Jalan Jalan
7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

Travel Update
5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

Travel Tips
Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Travel Tips
Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Jalan Jalan
Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Travel Tips
6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+