Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cungkring, Olahan Kaki Sapi yang Cocok untuk Sarapan di Bogor

Kompas.com - 25/05/2016, 08:49 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Jika pelesiran di Kota Bogor, sempatkanlah pagi-pagi mengunjungi Jalan Surya Kencana. Anda akan disuguhkan berbagai panganan khas Bogor pada pagi hari, salah satunya Cungkring.

Berbagai gerobak berderet sejak pagi di jalan yang termasuk area Pecinan Bogor ini, dari soto, gado-gado, laksa hingga siomay. Eits, jangan lewatkan panganan khas yang satu ini, apalagi tergolong sangat jarang ditemukan di Bogor.

Cungkring, dari namanya mungkin kurang menggugah selera, tetapi ketika disajikan dijamin Anda tak sabar menyantapnya. Berbahan dasar kaki sapi, hidangan ini dijajakan menggunakan panggulan oleh Deden.

Warga sekitar biasa memanggilnya kang Deden, pria berusia kepala tiga ini sudah dua tahun menggantikan bapaknya yang berjualan cungkring sejak 1975. Cungkring Pak Jumat, begitu nama yang terkenal sejak 41 tahun lalu, dahulu ayahnya berkeliling memanggul dagangan. Namun sejak 2004, pelanggannya yang menghampirinya di Jalan Surya Kencana.

Cungkring merupakan salah satu panganan khas Bogor yang hanya ada di beberapa tempat. Namun, banyak ditemukan sate kulit sapi yang menggunakan nama cungkring. Menurut, Deden itu keliru, cungkring yang asli menggunakan beberapa bagian kaki sapi dan tidak ditusuk seperti sate.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Cungkring, hidangan khas Bogor ini dari namanya mungkin kurang menggugah selera, tapi ketika disajikan dijamin anda tak sabar menyantapnya.

“Kulit yang dibumbui dan ditusuk sate itu bukan cungkring, dari awal adanya cungkring Bogor sudah begini. Semua berasal dari kaki sapi, dan dikasi bumbu sate,” ujar Deden kepada KompasTravel saat dikunjungi, Selasa (24/5/2016).

Dengan hangat Kang Deden akan menawarkan pembeli memilih empat jenis cungkring, yaitu kikil, kulit, dampal, dan urat dengan masing masing potongnya seharga Rp 5.000. Ia mengatakan bagian paling laku ialah urat kaki sapi, teksturnya yang kasar seperti urat daging membuat nikmat ketika dikunyah.

Dari pengamatan KompasTravel pada pukul 08.30 bagian urat sudah habis dibeli, setelah itu banyak pembeli yang berdatangan sedikit kecewa karena tak bisa menikmatinya. Deden mengatakan ia tak bisa memperbanyak stok urat, karena harus belanja satu paket kaki tidak bisa per bagian.

KompasTravel pun memilih bagian kikil dan kulit untuk dicoba. Bagian tersebut yang berbentuk persegi di potong-potong kecil diatas kertas nasi dan daun pisang. Kemudian diberi potongan lontong buatannya, dan potongan keripik tempe, sebelum diguyur bumbu kacang dan cabai.

Hmmm, penampilannya sangat menggugah selera. Deden pum memberikan tusukan kayu guna menyantap hidangan tersebut. Sayangnya bagi pembeli yang tidak membawa kendaraan akan bingung mencari tempat duduk, alhasil harus duduk di bahu jalan (trotoar) atau menumpang bagasi mobil pelanggan lain.

Bumbu kacangnya seperti kupat tahu, butiran kacang yang digiling kasar masih terasa di gigitan, cabai merah dan hijau pun menghiasinya. KompasTravel pun menggunakan keripik tersebut sebagai sendok, dan menyantapnya bersamaan dengan kikil dan lontong. Benar-benar kombinasi yang pas.

Kikil dan lontong yang lembut, ditambah renyahnya keripik dan bumbu yang gurih pedas, merupakan citarasa cungkring dalam sekali suapan.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Banyak ditemukan sate kulit sapi yang menggunakan nama cungkring. Menurut, Deden itu keliru, cungkring yang asli menggunakan beberapa bagian kaki sapi dan tidak ditusuk seperti sate.
Deden mengatakan kaki sapi merupakan salah satu bagaian yang sulit dimasak selain kepala, butuh pengalaman dan teknik khusus. Jika biasanya kaki dibakar untuk menghilangkan bulu, ia lebih memilih mengeriknya satu persatu, karena agar tidak bau.

“Setelah itu dipotong, dan direbus selama 5-6 jam tergantung usia si sapi, semakin tua semakin lama,” ujarnya.

Terakhir diberikan bumbu kuning semacam kunyit dan bawang. Karena rumitnya proses tersebut, ia kerap menolak pesanan acara-acara besar hotel yang mendadak.

“Sering saya tolak kalau pesan ribuan porsi kurang dari seminggu. Selain masaknya sulit, juga bahan baku rebutan sama tukang bakso, soto, sate, dan lainnya disini,” uajarnya.

Jadi jika berkunjung ke Bogor pada pagi hari mulai 07.00 - 09.30 WIB, bisa menemui kuliner ini persis di sebelum perempatan Gang Aut sebelah kiri Jalan Suryakencana ke arah Puncak. Satu porsi cungkring dijual Rp 15.000, lengkap dengan lontong, dua keripik tempe, dan dua potong bagian kaki sapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com