Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Budaya dan Panorama Toraja

Kompas.com - 25/05/2016, 10:58 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Toraja Hari Pertama

Hari masih gelap ketika kami, para peserta media trip Visit Toraja tiba di Toraja pada 26 April 2016 lalu.

Kami langsung menuju Toraja Misiliana Hotel untuk sekedar melepas lelah, mandi dan sarapan. Pukul 07.00 WITA kami diminta berkumpul di lobi hotel untuk segera memulai perjalanan ke tempat-tempat wisata yang ada di Toraja (Tana Toraja dan Toraja Utara). Tapi sebelum menuju lokasi, kami diajak bertemu dengan para pengurus DMO (Destination Management Organization), sebuah organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang pariwisata dan bertujuan untuk membangkitkan kepariwisataan di Toraja.

Dalam partemuan tersebut Ketua DMO Luther Barrung mengatakan, sekarang baru 60 ribu wisatawan yang berkunjung ke Toraja. Tahun 2013 sekira 130 ribu wisatawan. "Padahal sebelum bom Bali tahun 2001 sampai 300 ribu. Mayoritas wisatawan dari Eropa," tutur Luther.

Luther menambahkan, Toraja bukan hanya budaya, tapi juga alamnya yang indah. Jika ada kendala, lantaran bandara yang ada belum ideal. Kini Toraja sedang menambah landasan pacu. Rencananya akan memiliki panjang di atas 2000 m. "Jadi bisa point to point. Wisatawan dari Perancis, dari Australia, Jakarta, bisa langsung terbang ke Toraja. Mudah2an Tahun 2018 sudah jadi," tutup Luther.

Tak lama kami berada di Misliana Hotel, karena Bupati Toraja Utara sudah menunggu di kantornya untuk berbincang-bincang dengan kami.

Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan mengemukakan, Kabupaten Toraja Utara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia yang beribu kota di Rantepao. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja.

Kabupaten Toraja Utara sebagai sebuah kabupaten hasil pemekaran yang menyimpan banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan warganya.

Beberapa di antaranya adalah di sektor pertanian seperti kopi arabika dan kopi robusta, di mana Toraja Utara memiliki lahan yang luas dan sangat cocok untuk pengembangan komoditas ini. Selain itu, daerah Toraja Utara juga sangat cocok untuk tanaman kakao (cokelat).

Selain di sektor pertanian, Toraja Utara juga memiliki potensi di sektor pertambangan. Di daerah Talimbangan, Kecamatan Buntu Pepasan, Toraja Utara misalnya, terdapat deposit mineral yang sempat dikelola namun mengalami banyak kendala dan penolakan. Toraja Utara juga memiliki cadangan emas walaupun belum dieksploitasi.

Untuk sektor pariwisata, Toraja Utara juga tetap menjadi pesona terutama di Sulawesi Selatan. Di Toraja Utara terdapat banyak obyek wisata yang selalu menyedot kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca
negara

Potensi-potensi ini sebenarnya jika dikelola dengan baik dan serius akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi kemajuan Toraja Utara dan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di sana. Namun sangat disayangkan pengelolaan seringkali terbentur dengan masalah Sumber Daya Manusia (SDM), dana, dan juga dukungan dari masyarakat.

"Pariwisata Toraja Utara cukup bisa diandalkan. Beberapa masa yang lalu, Toraja Utara pernah masuk 10 besar. Tapi karena dukungan kurang, airport kurang memadai untuk pesawat besar jadi kita hanya berada di luar urutan 10 besar," ungkap Kalatiku.

Harapan Kalatiku yang terbesar saat ini adalah segera selesaainya pembangunan landasan udara untuk memperpendek perjalanan dari Makassar ke Toraja yang memakan waktu delapan jam.

"Kalau tidak ada conecting flight dari Bali, Makassar dan destinasi lainnya, maka bisa dipastikan kurang wisatanya," tandas Kalatiku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com