Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2016, 11:03 WIB
|
EditorNi Luh Made Pertiwi F

BOGOR, KOMPAS.com - Kuliner berbalut kulit dari tepung, berisikan rebung atau bambu muda dengan cincangan daging udang kerap ditemui di Kota Semarang. Di Bogor pun juga terdapat kuliner lumpia, namun isi hingga penyajiannya berbeda.

Kuliner yang satu ini mulai dijual sekitar tahun 1970-an di kawasan pecinan Semarang. Salah satu pelopornya ialah nenek dari Ernes, seorang pedagang Lumpia Bogor yang sudah generasi ketiga sejak 1972.

Menurutnya kuliner Lumpia Bogor walaupun berbeda dengan Semarang, tetapi sama-sama dipengaruhi keberadaan kaum Tionghoa di masing-masing tempat. Tak heran, perkembangan kuliner ini berasal dari daerah pecinannya.

Perkembangan kuliner tersebut meluas, hingga kini Lumpia Bogor tersebar di mana-mana, terutama kawasan kuliner hingga sekolah, dan perkantoran. Namun, yang tertua dan masih eksis ialah Lumpia Basah Bogor Surya Kencana milik keluarga Ernes ini.

“Saat ini Lumpia Ini yang tertua, pelanggannya dari mulai nenek kakek sampe cucunya,” ujar Ernes pada KompasTravel saat mencoba lumpianya, Selasa (24/5/2016).

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Berbeda dengan Lumpia Semarang yang berisikan rebung, telur dan cacahan udang, Lumpia Basah Bogor menggunakan cacahan bengkuang, tauge, tahu, ebi giling juga telur.
Ia pun masih memegang resep dan cara masak tradisional warisan neneknya, dengan memasak diatas arang, juga tidak menggunakan penyedap melainkan racikan bumbu tradisional lain.

Berbeda dengan Lumpia Semarang yang berisikan rebung, telur dan cacahan udang, Lumpia Basah Bogor menggunakan cacahan bengkuang, tauge, tahu, ebi giling juga telur. Lumpia pun tidak digulung dan digoreng, melainkan disajikan di atas adonan kulit, oleh karena itu namanya lumpia basah.

“Lumpia Basah Bogor, khasnya pakai bengkuang tua dirajang, sama tahu kuning. Bengkuang tetap dibumbui kecap, dan pake ebi giling, bukan cacahan udang,” ujar Ernes.

Seluruh bahan isi tersebut kecuali tauge dimasukan kedalam kuali yang berbahan bakar arang, diberi bumbu bawang dan rempah, tak lupa gula dan garam. Setelah disanggrai dan megeluarkan wangi ebi yang khas, baru tauge dimasukan agar tetap renyah.

Kulit lumpia pun disiapkan  di atas daun pisang, kemudian adonan diletakan diatasnya. Lumpia tersebut tidak digulung, melainkan dilipat hingga seperti bantal. Pembeli pun menikmatinya dengan merobek kulit lumpia hingga isinya menyeruak keluar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Travel Update
Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Jalan Jalan
7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

Jalan Jalan
7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

Jalan Jalan
Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Travel Update
Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Travel Update
Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Travel Update
Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Travel Tips
Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Jalan Jalan
7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

Travel Update
5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

Travel Tips
Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Travel Tips
Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Jalan Jalan
Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Travel Tips
6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+