Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2016, 09:41 WIB
|
EditorI Made Asdhiana

BOGOR, KOMPAS.com - Salah satu kuliner tradisional Bogor yang tak lekang oleh zaman ialah Laksa Bogor. Pasalnya hidangan ini kerap dijumpai di berbagai perayaan seperti pesta, syukuran, hingga acara kebudayaan.

Hidangan yang satu ini memang tersohor sejak puluhan tahun lalu. Kuah kuning berampas yang kaya akan rempah menjadi ciri khas hidangan tersebut. Salah satu kedai yang bertahan hingga tiga generasi ialah Laksa Gang Aut Mang Wahyu.

Dede yang merupakan adik dari pemilik generasi ketiga laksa ini, dipercaya mengelola warung tenda sederhana Laksa Gang Aut Mang Wahyu. Ia mengatakan laksa tersebut masih terjaga keaslian racikan rempahnya selama puluhan tahun.

“Di sini salah satu yang terkenal karena masih menjaga keaslian dari kakek dulu yang buat. Selain bumbunya, cara masaknya juga masih tradisional pakai arang,” ujar Dede kepada KompasTravel saat berkunjung ke warung laksanya, Rabu (25/5/2016).

(BACA: Bertahan Setengah Abad, Es Pala Bogor Ini Tetap Diburu Wisatawan)

Dari kejauhan terlihat tendanya yang sederhana, hanya ditutupi kain bertuliskan “Laksa Gang Aut Asli Bogor, Mang Wahyu”. Namun, setelah Anda membuka kain tersebut, semerbak rempah dari laksa pun menarik anda untuk memesannya.

KompasTravel pun coba memesan satu porsi laksa tersebut. Dede yang meraciknya, dengan memotong ketupat terlebih dahulu, lalu diberi bihun, potongan oncom, dan tauge, inilah bedanya dengan laksa-laksa dari daerah lain.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Proses pembuatannya yang masih tradisional merupakan cirikhas Laksa Bogor yang satu ini. Menggunakan rempah-rempah hasil resep turun temurun, laksa ini juga masih memanaskan kuahnya menggunakan api dari arang kayu.
Setelah itu, kuah kuning kental yang mengepul pun dituangkan. Eits, ternyata kuah tersebut dituangkan lagi ke panci setelah membasahi mangkuk berisi campuran tersbut.

(BACA: Hangatnya Bir Kotjok Bogor, Dijamin Tidak Mabuk! Mau Coba?)

Ternyata tujuannya hanya untuk melemaskan tauge, bihun dan juga oncom, sebelum Dede menambahkan campuran lainnya kedalam mangkuk tersebut. “Memang cara tradisionalnya gitu sih, buat lemesin bahan yang duluan ditaruh,” ujar Dede.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+