Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Teletubbies, Kampung Unik dengan Rumah-rumah Tahan Gempa

Kompas.com - 27/05/2016, 19:05 WIB

DI Yogyakarta ada "replika" rumah karakter serial televisi anak-anak berjudul "Teletubbies". Tokoh Tinky Winky, Dipsy, Lala, dan Po, begitu melekat di ingatan anak-anak era akhir 1990-an hingga kini.

Dalam serial itu, empat karakter tersebut tinggal dalam rumah berbentuk setengah lingkaran di tengah bukit hijau. Nah, rumah model seperti itu benar-benar ada di Yogyakarta, tepatnya di Kabupaten Sleman.

Kampung di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, sebenarnya sudah begitu tenar dan dijuluki sebagai Kampung Teletubbies. Perkampungan unik dengan rumah-rumah berbentuk dome atau kubah itu kini berusia 10 tahun.

Jika karakter Teletubbies diceritakan begitu gembira. Nyatanya, ada kisah sedih di balik rumah-rumah dome itu. Rumah-rumah tersebut dibangun setelah gempa hebat yang terjadi di Yogyakarta pada 2006 yang lalu.

Wilayah Nglepen adalah salah satu dearah paling parah terdampak gempa. Saat itu, gempa membuat tanah di dearah tersebut amblas dan menelan sebagian besar rumah warga.

"Perkampungan ini dibangun oleh lembaga sosial dari luar negeri untuk menampung penduduk Nglepen yang sebagian besar setelah gempa tidak memiliki rumah. Selain itu wilayah tempat tinggal kami yang dulu juga sudah tidak boleh dibanguni rumah," ujar Widi (60) salah satu penduduk di perkampungan Teletubbies, kepada Tribun Jogja.

Aslinya nama kampung itu adalah "New Nglepen". Di dalamnya ada 80 bangunan yang terdiri dari 71 rumah hunian warga, 6 fasilitas MCK, satu masjid, satu aula, dan satu lagi untuk klinik kesehatan.

Jadi desa wisata

Perkampungan ini kini menjadi salah satu desa wisata andalan Sleman. Pengunjung yang masuk ke perkampungan ini langsung disambut deretan rumah berbentuk kubah. Warnanya didominasi putih.

Setiap rumah hunian berukuran diameter 7 meter dengan tinggi rumah 4,6 meter. Rumah tersebut terdiri dari dua lantai dilengkapi dengan ruang tamu, dua buah kamar, dapur, dan bagian atas yang berlantai kayu dibiarkan tanpa sekat.

TRIBUN JOGJA/ HAMIM THOHARI Suasana di Kampung Teletubbies, Sleman.
Ada dua buah pintu di bagian depan dan belakang serta empat buah jendela. Rumah tersebut dibangun dengan bentuk setengah lingkaran bukanlah tanpa alasan. Dengan bentuk tersebut, rumah ini diyakini tahan terhadap gempa bumi.

Diungkapkan Widi, meskipun ukuran rumah tidak terlalu besar, tetapi hidup di rumah dome cukup nyaman.

"Saat pertama kali pindah, rumah ini kami tempati berempat dan cukup nyaman," ujarnya.

Sebagai Desa Wisata, Desa New Nglepen juga menyediakan beberapa fasilitas bagi wisatawan. Di komplek perumahan ini juga disediakan wahana permainan bagi anak-anak seperti kereta mini, ayunan, papan seluncur dan jungkat jungkit.

Pengunjung yang datang juga bisa masuk ke dalam rumah untuk melihat suasana rumah Teletubbies. Pengunjung yang tertarik ingin menginap juga tersedia beberapa rumah yang disewakan untuk menginap.

Kawasan wisata rumah Teletubbies juga menyediakan area perkemahan untuk pengunjung yang ingin berkemah di dekat rumah Teletubbies tersebut. Pada hari minggu atau hari libur biasanya akan ada badut teletubbies, sehingga wisatawan yang berkunjung bisa berpose bersama mereka.

Untuk masuk ke perkampungan tersebut setiap pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 3.000. Saat ini kegiatan wisata di New Nglepen ini dikelola oleh Karang Taruna desa tersebut.

Kompleks perkampungan rumah dome ini terletak tidak jauh dari Istana Ratu Boko. Untuk mencapai tempat ini wisatawan cukup menyusuri jalan raya Prambanan – Piyungan.

Jika datang dari arah Prambanan, setelah melewati Kompleks Istana Ratu Boko perhatikan petunjuk arah yang ada di kiri jalan. Dari jalan raya silahkan belok kiri mengikuti petunjuk arah yang ada. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com