Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow...! Kanal-kanal Amsterdam nan Cantik...

Kompas.com - 28/05/2016, 09:51 WIB

KEHEBATAN negeri Belanda dalam memanfaatkan transportasi air sebagai salah satu transportasi utama sejak abad ke-17 sudah tidak diragukan lagi.

Transportasi kanal-kanal di seputar kota Amsterdam telah menggerakan perekonomian Belanda hingga mencapai masa golden age sehingga menjadi negara adi daya pada abad tersebut.

MADE AGUS WARDANA Termos teman setia dalam perjalanan menuju Amsterdam, Belanda.
Kemampuan mempertahankan dan menjaga kelestarian keberadaan  kanal-kanal tersebut membuahkan warisan tak ternilai untuk generasi selanjutnya.

Wajar saja, UNESCO memutuskan untuk memasukkan daerah-daerah cincin kanal abad ke-17 di Amsterdam ini ke dalam daftar warisan dunia UNESCO pada tahun 2010.

Itulah sekelumit pikiran saya dalam rangka melakukan perjalanan ke Amsterdam beberapa waktu lalu. Sebelum saya lanjutkan cerita tentang kanal-kanal Amsterdam yang cantik, di bawah ini saya ceritakan suasana perjalanan menuju kota Amsterdam, Belanda.

Berbekal tas ransel yang berisi bungkusan kue wingko babat buatan istri, teh panas di dalam termos yang setia menemani perjalanan saya dari Stasiun Brussel Central menuju Stasiun Amsterdam Central.

Saya memilih train inter city (IC) dengan harga 53 euro (pp) dengan waktu tempuh hanya 3 jam lebih 16 menit.

Kereta ini berangkat pukul 06.49 kemudian sempat berhenti di stasiun Brussel Airport, Mechelen, Antwerpen, Rosendaal, Dordrecht, Roterdam, Den Haag HS, Schiphol Airport dan terakhir tiba pukul 10.00 di Stasiun Amsterdam Central.

MADE AGUS WARDANA Suasana di kereta api menuju Amsterdam, Belanda.
Berada di gerbong kereta selama 3 jam, saya manfaatkan waktu tersebut dengan membaca informasi tentang Amsterdam. Mencatat tempat yang mesti dikunjungi, mengatur waktu dan jarak tempuh antara obyek yang satu dengan yang lain.

Obyek wisata yang tidak begitu jauh, saya akan tempuh dengan berjalan kaki.

Saya terduduk lesu di gerbong kelas 2, terganggu dengan  suara kencang yang mengganggu penumpang lainnya. Seorang penumpang cerewet bukan main, berbicara seenaknya tanpa perduli disekitarnya.

Suara keras melengking bernada keras dengan bahasa Belanda. Dia lupa bahwa headset yang menempel di kuping sebagai penyebab ketidakpeduliannya terhadap penumpang lain.

Kuping yang gemerlap dengan anting-anting segede gajah terlihat wah. Wajahnya kemerahan, dengan luapan emosi menghentak lawan bicara di telepon. Saya persis di belakangnya, sangat terusik dengan tingkah lakunya.

MADE AGUS WARDANA Stasiun Amsterdam Central di Belanda.
Dalam hati saya berkata dalam bahasa Bali, "Eeeh… Luh! sing dadi gigisan ngomel dini? Kaden luh gen ngelah tongosne dini, gedeg basang bline cubit bangkiangne!"

Ini adalah ungkapan bercanda saja dalam pikiran saya, kalau diterjemahkan berarti begini: "Eh Nona, tidak bisakah anda berbicara secara pelan-pelan di sini? Anda pikir tempat ini untuk dirimu saja. Awas kalau saya marah, saya bisa cubit pinggangmu".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com