Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gebrakan Presiden Jokowi Gairahkan Sektor Pariwisata

Kompas.com - 28/05/2016, 20:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo paling respek dengan pariwisata Indonesia. Sepuluh destinasi baru, yang dipopulerkan dengan istilah "10 Bali Baru" adalah salah satu bukti keseriusan duet Jokowi-JK dalam menciptakan strategi meraup devisa dengan cara cepat dan mudah.

"Luar biasa, pariwisata sudah dimasukkan dalam program utama, program prioritas, selain infrastruktur, pangan, energi dan maritim," kata Asnawi Bahar, Ketua Asita Pusat di Jakarta, Sabtu (28/5/2016).

Kendati Presiden Joko Widodo belum genap dua tahun mengendalikan pemerintahan, gairah di sektor pariwisata nasional mulai berkobar. Investor juga semakin percaya akan masa depan pariwisata Indonesia. "Mereka sudah merasakan deregulasi yang cepat dan serius di sektor pariwisata," jelas pria asal Sumatera Barat ini.

Dia mencontohkan Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK), yang selama 6 presiden sebelumnya hanya 15 negara. Di masa mantan Gubernur DKI ini, berubah menjadi 45 negara, lalu bertambah jadi 90, dan kini sudah 169 negara.

KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Peserta karnaval budaya dalam Pekan Gawai Dayak ke XXXI di Pontianak.
International openess dengan program visa fasilitation ini adalah bagian dari keseriusan pemerintah. "Tidak heran jika Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 mencatat ada 10,41 juta kunjungan penduduk mancanegara ke Indonesia. Ini berarti meningkat cukup tajam dibanding tahun 2014 yang hanya mencapai angka 9,4 juta," katanya dalam siaran pers Puskom Publik Kemenpar kepada KompasTravel, Sabtu (28/5/2016).

Jumlah tersebut terdiri dari 9,73 oleh wisman reguler, 370.869 oleh WNA pos lintas batas darat, dan 306.540 sisanya dari WNA kunjungan yang di bawah 1 tahun. Gurihnya sektor pariwisata tadi diprediksi bakal terus dirasakan dalam beberapa tahun ke depan.

Sektor pariwisata diyakini bakal menjadi pemasok devisa terbesar. Bahkan, pada 2019 devisa dari sektor pariwisata diprediksi akan mengalahkan devisa dari sektor minyak dan
gas (migas).

"Saya kira ini bukan retorika politik. Ini analisa bisnis yang masuk akal.  Gejalanya sudah mulai terdeteksi sejak 2014. Saat itu, devisa yang diterima kas negara dari sektor pariwisata mencapai Rp 155 triliun. Angkanya mencapai 4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Asnawi.

SERAMBI/M ANSHAR Turis dari kapal pesiar Noble Caledonia yang lego jangkar di lepas Pantai Ulee Lheue mengunjungi Museum Tsunami, Banda Aceh, Kamis (6/2/2014). Sebanyak 120 turis dari kapal tersebut melakukan city tour mengunjungi sejumlah situs sejarah dan tsunami di Kota Banda Aceh selama enam jam. Tahun 2013 hingga Februari 2014 tercatat 16 kapal pesiar singgah di perairan Aceh dengan kapasitas 120 hingga 500 penumpang.
Menurut Asnawi, penghasilan devisa dari sektor pariwisata langsung naik ke posisi keempat di bawah minyak dan gas, batubara dan minyak kelapa sawit.

“Ini tidak mungkin terjadi ketika presidennya tidak concern di pariwisata. Benar Pak Menpar Arief Yahya yang menyebut CEO commitment, di Bupati dan Gubernur. Presiden juga begitu! Dalam program Nawacita Pak Jokowi terkandung semangat percepatan laju pertumbuhan ekonomi di segala bidang, termasuk pariwisata,” terang Asnawi Bahar.

Yang membuat Asnawi angkat topi, saat ini pariwisata sungguh-sungguh dijadikan sektor unggulan pembangunan. Dan hal itu, selalu dikawal langsung oleh Presiden Jokowi.

“Beliau (presiden) sering meninjau sendiri obyek wisata, meningkatkan anggaran promosi, menggelar rapat terbatas bidang pariwisata yang menghadirkan pelaku usaha, wapres, menko hingga menteri terkait. Dan kami diperkenankan bicara bebas di forum. Ini sangat mendorong kinerja kami sebagai operator atau pelaku,” papar Asnawi.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Ratusan turis turun dari kapal pesiar MS Rotterdam yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/2/2015).
Asnawi mencontohkan, akhir tahun 31 Desember 2015, Presiden Jokowi menghabiskan malam tahun baru di Raja Ampat, Papua, yang merupakan nomor satunya wisata bahari bawah laut.

Selain itu, lanjut Asnawi, Presiden Jokowi juga meninjau Komodo di Labuan Bajo, Danau Toba di Sumatera Utara, Belitung di Babel, Tanjung Lesung di Banten, sampai ke Borobudur di Jawa Tengah. "Itu sinyal yang konkret, perhatian ke pariwisata luar biasa!" ungkapnya.

Sinyal keberpihakan terhadap pembangunan pariwisata memang sudah terlihat jelas dalam anggaran yang dikucurkan. Untuk infrastruktur dan promosi pariwisata, pemerintah berani mengucurkan anggaran Rp 5,6 trilliun.

Menurut Asnawi, ini membuat anggaran Kementerian Pariwisata seperti balon, naik drastis. Promosi gencar jadi makin leluasa dilakukan di negara-negara ASEAN serta tiga negara besar Asia seperti Jepang, Korea dan China.

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN Alat musik tradisional khas Maluku, totobuang dan tifa, dipadukan dengan hadrat dimainkan untuk menghibur wisatawan mancanegara yang datang menggunakan kapal pesiar Artania di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, Minggu (28/2/2016). Sejumlah wisatawan kagum dengan kolaborasi musik nuansa Kristiani dan Muslim itu. Perpaduan itu menunjukkan Ambon dan Maluku sudah rukun dan menjadi tempat yang aman bagi wisatawan.
Itu dilakukan tanpa mengenyampingkan promosi di kawasan Timur Tengah, Eropa, Australia serta kawasan benua Amerika. “Dari segi originasi, kawasan ASEAN dan tiga negara itu potensinya memang lebih besar dibandingkan misalnya kawasan Amerika Latin. Fokus berpromosi di daerah-daerah yang menghasilkan potensi besar tadi sudah tepat,” ucapnya.

Deregulasi Bebas Visa Kunjungan (BVK) untuk 169 negara juga tidak lepas dari pro kontra. Tapi Presiden Jokowi tetap konsisten dengan sikapnya.

“Ini jelas memberi efek positif dalam banyak hal. Tenaga kerja, aspek turisme, kebudayaan dan seni, kuliner, perhotelan dan restoran atau akomodasi, transportasi, semua makin hidup. Tidak perlu menunggu jadinya visa, tidak perlu mengurus Visa on Arrival. Budget pembuatan visa jadi bisa dialihkan turis yang datang ke hal lain,” terang pria kelahiran Tanjung Balai, 3 April 1961 itu.

Bintan yang berpuluh-puluh tahun menjadi kawasan pariwisata yang eksklusif, saat dibuka BVK, langsung menanjak hebat, bahkan mengalahkan capaian Batam, di bulan September 2015. Pelabuhan Bandar Bintan Telani pada September 2015 menembus 48,68 persen, mengalahkan gabungan antara Batam Center 25,57 persen, Sekupang 10,87 persen dan Nongsa 7,6 persen.

INDONESIA.TRAVEL/HIMAWAN Menteri Pariwisata Arief Yahya melepas peserta Bintan Triathlon 2015 di kawasan Lagoi, Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (23/5/2015). Bintan Triathlon 2015 diikuti 1.200 peserta dari 46 negara.
Keberpihakan lainnya tercermin dalam terbukanya akses CAIT, untuk yacht (perahu pesiar) dan Cabotage untuk cruise (kapal pesiar). Bagi yachter tidak perlu lagi repot-repot lagi masuk Indonesia. Barang di-declare costume, orangnya masuk tanpa visa bagi mereka yang berasal dari 169 negara yang sudah diberi kelonggaran dengan Bebas Visa Kunjungan itu.

Begitu pun Cabotage, bagi kapal-kapal pesiar. Tidak harus kapal yang berbendera Indonesia yang boleh menurunkan dan menaikkan penumpang di pelabuhan di Indonesia. Kapal asing juga boleh.

Dengan begitu, tour operator asing mulai bisa menjual paket wisata bahari di Indonesia. “Tentu, ini pengaruhnya tidak langsung sekarang, tetapi ke depan memberi peluang yang besar bagi hadirnya wisman dengan cruise," katanya.

"Sekarang saja sudah banyak cruise bersandar ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dengan membawa ribuan penumpang berkantung tebal. Ini kan bagus,” sambung Asnawi.

KOMPAS/DWI AS SETIANINGSIH Luke Latty dari Wondernesia menjajal caci di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Penghapusan CAIT ini diproyeksikan meningkatkan jumlah kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia mencapai 5.000 yacht tahun 2019, dengan perolehan devisa sebesar 500 juta dollar AS. Sementara kebijakan pencabutan asas cabotage cruise diproyeksikan mampu meningkatkan jumlah kunjungan kapal pesiar (cruise) asing ke Indonesia mencapai 1.000 kapal pesiar pada 2019 dengan perolehan devisa sebesar 300 juta dollar AS.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didien Junaedy, ikut buka suara. Bagi dia, saat ini, pariwisata Indonesia sudah berjalan di rel yang benar.

“Wisatawan mancanegara kita tahun ini 10 juta, nanti ditingkatkan menjadi 20 juta wisman. Devisa sekarang 10 miliar dollar AS akan tingkatkan 20 miliar dollar AS. Jumlah rakyat yang bekerja 3 juta, akan ditingkatkan menjadi 7 juta," ujar Didien.

Menurut Didien, sekarang Presiden Jokowi begitu bersemangat bicara soal pariwisata. "Karena beliau tahu ini sektor paling cepat ciptakan lapangan kerja. Cost-nya hanya 3.000 dollar AS per job. Sektor lain butuh 50.000 dollar AS,” paparnya.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan asing menaiki becak di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (15/4/2016).
Dengan keberpihakan tadi, Didien makin yakin sektor pariwisata bisa menjadi andalan perolehan devisa. Apalagi, pariwisata Indonesia memiliki keunggulan dari sisi destinasi dan harga.

“Industri pariwisata Indonesia sudah memiliki pertumbuhan 7,2 persen per tahun. Angka ini sudah jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia yang mencatatkan angka 4,7 persen. Dengan jumlah turis dunia yang mencapai 1,3 miliar orang, maka masih ada potensi untuk meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisata,” tambah Didien. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com