Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2016, 16:02 WIB

VIENTIANE, KOMPAS.com — Wonderful Indonesia di Laos resmi ditutup setelah tiga hari penyelenggaraan, Minggu (29/5/2016). Namun, penutupan tersebut mematahkan ekspektasi awal bahwa seremoni hanya akan dihadiri peserta pameran dan seluruh keluarga besar KBRI Laos di Vientiane.

Keramaian apa pun yang ada di kota ini ibarat pindah ke gedung yang digunakan untuk acara penutupan tersebut, yakni di National Cultural Hall, Vientiane.

Gedung besar dengan desain mewah khas Laos itu penuh, baik di lantai atas maupun bawah, padahal ini merupakan acara "cultural night" yang akan diisi pertunjukan Indonesia, sesuatu yang boleh jadi asing bagi warga setempat.

KOMPAS.COM/DIMAS WAHYU Duta Besar Indonesia untuk Laos, Irmawan Wisnandar melantunkan lagu dangdut dalam acara Wonderful Indonesia di Vientiane, Laos, Minggu (29/5/2016).
Mariah Sulaiman dan Souphanith Vongsengthong sebagai pembawa acara punya peran sebagai penengah secara kebahasaan.

"Ini lebih besar dari acara yang sama saat pertunjukan Korea. Saat itu, ada K-pop ya, jadi mereka datang," ujar Duta Besar Indonesia untuk Laos, Irmawan Wisnandar, bersama istri, selepas mendapat ucapan berturut-turut dari perwakilan negara mana pun yang hadir pada acara tersebut.

Terlepas dari anggapan bahwa kali itu K-pop tersaingi budaya tradisional Indonesia, warga Laos yang datang pada malam tersebut memang mendapatkan yang terbaik dari Indonesia secara visual.

Rampak kendang hadir selepas sambutan dari Duta Besar Indonesia dilanjutkan dengan perwakilan Kementerian Informasi, Budaya, dan Pariwisata Laos.

Adrenalin warga Laos naik satu level lagi ketika pertunjukan bela diri merpati putih berlangsung dengan diikuti permainan aksi tutup mata mencari balon dan huruf di titik-titik misterius di antara kursi-kursi penonton.

Jeritan dan tepuk tangan dari warga Laos terdengar riuh kala pelaku bela diri berhasil menemukan benda-benda itu, yang ketika disusun bertuliskan "Indonesia Love Laos".

Keberadaan anak-anak muda Laos di gedung itu bisa menjadi tolok ukur. Jika mereka main handphone, berarti pandangan mereka sedang teralihkan dari panggung.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com