Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Pariwisata Morotai, Jababeka Gandeng Mitra dari Taiwan

Kompas.com - 01/06/2016, 08:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Morotai Jababeka positif ngebut mengembangkan destinasi prioritas di Morotai, Provinsi Maluku Utara. Mereka akan menggandeng mitra dari Taiwan, untuk membangun amenitas dan atraksi di areal seluas 1.200 hektare (ha) yang sudah berstatus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata itu.

“Saya yakin, tidak lama lagi Morotai akan hidup dan menjadi salah satu destinasi kelas dunia yang bisa diandalkan untuk menarik wisman,” jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam siaran pers Puskom Publik Kemenpar kepada KompasTravel, Selasa (31/5/2016).

Jababeka akan mengembangkan bisnis di kawasan Morotai itu secara bertahap. Tahap awal, Jababeka akan membangun 10.000 rumah dengan sasaran kelas menengah, dan hotel yang terdiri dari 10.000 kamar. Selanjutnya, perusahaan tersebut akan membangun tempat pariwisata, sekolah untuk mensuplai SDM di sana.

Gambar besarnya adalah mengembangkan industri pertanian, perikanan, dan perdagangan, termasuk menggandeng teknologi Taiwan. Perikanan dan pertanian, Taiwan salah satu ahlinya. Jababeka siap menggelontorkan dana sekitar Rp 6,8 triliun.

Sumber dananya, selain internal juga dari investor. Jababeka tak ragu menganggarkan dana sebesar itu karena menilai Morotai memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.

Morotai yang terletak di Kepulauan Halmahera itu memiliki atraksi berupa pemandangan alam yang indah. Morotai juga strategis, berada di antara jalur pelayaran Asia dan Australia.

"Morotai punya keunikan, punya kelebihan dari wilayah yang lain. Lokasinya bisa menjangkau dari Australia sampai Jepang. Prediksi kami, Morotai akan berkembang untuk 100 tahun," ujar advisor pengembang Jababeka Morotai, Basuri T Purnama.

Kolaborasi pengembangan pun mulai dirancang. Jababeka yang berhasil mengembangkan kawasan industri daerah Cikarang hingga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara mengundang investor Taiwan untuk membangun sekolah pariwisata di Morotai serta melatih karyawan lokal.

KOMPAS IMAGES/ANDREAN KRISTIANTO Wisatawan menikmati keindahan alam Pulau Dodola, Morotai, Maluku Utara, Jumat (14/9/2012). Pulau Dodola merupakan salah satu objek wisata di Morotai yang sedang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Selain itu, Jababeka juga ikut mengundang pengusaha-pengusaha Taiwan untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur pariwisata bernilai triliunan rupiah ini. “Nantinya Pulau Morotai bisa dikembangkan menjadi Singapura-nya kawasan Timur Indonesia,” tambah Basuri.

Kepala Perwakilan Perdagangan dan Ekonomi Taipei di Indonesia (TETO), Andrew Hsia, merasa  terhormat dengan undangan tadi. Dia mengatakan, pihaknya akan terus menindaklanjuti kesepakatan pengembangan Pulau Morotai dengan berbagai pihak di Indonesia.

"Perusahaan-perusahaan Taiwan siap membantu mengembangkan budi daya ikan, pertanian, turisme dan industri perbankan. Saya perkirakan, orang akan pindah dari mana-mana ke Morotai untuk bekerja di bidang perikanan, eko-turisme dan infrastruktur,” ujar Andrew.

Tenaga Ahli bidang Pariwisata Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Bambang Susanto menyatakan, pariwisata akan dijadikan sebagai core pembangunan utama di Morotai.

“Ada Taiwan, Amerika Serikat, Jepang dan China yang sudah menyatakan I will invest. Dari banyaknya tawaran itu maka Bapak Menko (Menko Maritim dan Sumber Daya) sedang mengupayakan aturannya biar semuanya berjalan lancar,” ujar Bambang.

Selain potensi bahari, Morotai memiliki potensi sejarah. Tempat ini merupakan titik pertempuran terhebat Perang Dunia II antara Sekutu dengan Jepang. Sehingga di wilayah perairannya, antara lain Pulau Dodola, Pulau Kolorai, dan Mitita menjadi spot-spot diving yang menghadirkan pemandangan bawah air nuansa Perang Dunia II.

“Jepang dan Amerika sebenarnya mengincar Morotai karena mereka ingin mengenang para veteran-veterannya di situ. Di Morotai juga ada Zum zum McArthur karena pemimpin perang orang Amerika itu pernah mendarat di pulau itu,” kata Bambang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com