Meski terlihat mencolok dan banyak dikunjungi wisatawan, ternyata monumen yang dihiasi patung dada Karl Marx itu, bukanlah makam asli sang filsuf.
Di dalam peta yang kami ambil di loket pembelian tiket, tertera sebuah titik yang menunjukkan lokasi makam asli Marx, maka pencarian pun kami lakukan.
Kami kemudian menyusuri jalan aspal kecil yang dibuat mengitari pemakaman, sementara jalan-jalan setapak menjulur masuk ke "pedalaman" pemakaman yang ditutup pepohan rimbun sehingga sangat mirip dengan hutan.
Setelah separuh jalan, kami menyadari bahwa arah yang kami ambil salah dan tak akan membawa kami ke makam asli penulis buku Das Kapital itu.
Akhirnya kami berdua mencari lagi dari titik awal yaitu patung dada Karl Marx dan mencoba jalan-jalan setapak banyak terdapat di tempat itu.
Setelah sekitar 30 menit melakukan pencarian, kami akhirnya menemukan pusara asli milik tokoh ternama itu. Di tempat tersebut kami bertemu sepasang wisatawan lokal ternyata mencari makam asli sang filsuf.
Makam itu sungguh sederhana, hanya sebuah lapisan beton berwarna kelabu yang sudah retak dengan tulisan yang sudah memudar dan sulit terbaca di atasnya.
Sederet kalimat masih bisa dibaca, meski dengan susah payah, yang menyebut bahwa jasad Karl Marx dipindahkan ke makam baru pada November 1956.
Tak memiliki negara
Pada November 1954, jasad Marx; istrinya, Jenny von Westphaen; putrinya, Eleanor dan kedua cucunya Harry Longuet dan Helena Demuth, dipindahkan ke lokasi baru yang kini menjadi sebuah titik wisata di London.
Tugu peringatan untuk Karl Marx di makam barunya baru diresmikan pada 14 Maret 1956 dan Partai Komunis Inggris melengkapi tugu itu dengan patung dada Marx karya Laurence Bradshaw.
Pada 1970, sekelompok orang bersenjatakan bom rakitan mencoba menghancurkan tugu Karl Marx ini, namun upaya tersebut gagal.
Setelah menemukan makam asli Karl Marx, kami beranjak pulang. Namun di pintu keluar, terdapat sebuah papan pengumuman yang ditujukan untuk para pengunjung.
Isinya, mengharap pengunjung memberikan sumbangan sukarela untuk biaya perawatan makam yang mencapai 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 20 juta sehari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.