Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sueg, Nikmatnya Jajanan Kampung di Penglipuran

Kompas.com - 06/06/2016, 07:29 WIB

Uniknya, tumbuhan ini mampu menghasilkan umbi yang lebih besar setelah ditanam ulang dari pohon yang telah gugur dengan cara membalikkan posisi umbi yang sebelumya dipanen. Hasilnya akan dua kali lipat lebih besar, namun baru bisa dipanen sekali sepanjang tahun.

Ni Wayan Puspawati menambahkan untuk menjadikan jajanan, umbi Sueg melalui beberapa proses sebelum tampil sebagai jajanan yang menggugah selera. Setelah diambil dari dalam tanah, umbi lalu dibersihkan dan dipotong-potong sesuai selera.

Selanjutnya dikukus beberapa menit hingga terlihat empuk dan matang. Tahap akhir ditaburi parutan kelapa dan ditambah gula aren cair atau bisa juga dengan gula pasir sebagi pemanis. "Sueg paling enak dimakan setelah matang, karena masih hangat-hangat," imbuhnya.

Selain memiliki rasa yang enak, Sueg juga memiliki "tantu" atau anti terhadap gangguan ternak babi yang hidup di sekitaran tanaman. Karena tanamannya bersentuhan langsung dengan babi, maka dipercaya umbi Sueg akan membuat gatal bagi yang mengkonsumsinya.

Tanaman Sueg bisa tersebar di Bali, namun tidak semua bisa dikonsumsi. Khusus batang berwarna keunguan, sangat dianjurkan untuk tidak diolah dijadikan jajanan apa pun.  
Jajanan Sueg, jajanan musiman ini akan bisa dijumpai di pertengahan tahun antara Juni hingga Juli.

Pengunjung yang kebetulan berada di kawasan desa wisata Penglipuran bisa beruntung bertemu dengan pedagangnya yang biasanya menjajakan mulai beranjak selepas pagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com