”Tidak hanya diikuti keluarga dari jenazah, upacara ini diikuti semua warga di kabupaten,” kata Marisa.
Manjamput laluhan merupakan proses menjemput tamu atau para keluarga dari kerangka jenazah yang akan ditiwah. Pada proses itu, tamu dijemput di pagar dan tuan rumah menyambutnya dengan minuman sambil melemparkan beras.
Mereka berbagi minuman dan saling mengoleskan bedak dan kapur di wajah, baik laki-laki maupun perempuan. Setelah itu, baik tamu maupun tuan rumah menari dan bernyanyi bersama sambil mengelilingi sangkai raya dan sapundu.
Saat menari, para perempuan menggunakan selendang bercorak Dayak, sedangkan para laki- laki mengikatkan mandau (parang khas Dayak) di pinggang mereka. Semuanya menggunakan ikat kepala merah di kepala.