Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu dari Tiga Tradisi Langka Indonesia Ada di Lombok

Kompas.com - 01/07/2016, 17:09 WIB
Reza Pahlevi

Penulis


KOMPAS.com
– Konon pada suatu masa, tinggallah putri raja yang cantik jelita di Mandalika. Dari hikayat sang putri ini lahir sebuah tradisi langka di Lombok, atau tepatnya di kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

Dalam cerita rakyat Lombok, sang putri digambarkan molek dan cantik jelita. Sudah begitu, sang putri juga memiliki wawasan luas, cerdas, ramah, dan sopan. Ibaratnya, semua pria akan “kelepek-kelepek” setiap melihatnya.

Karena itu, banyak pangeran dari beragam kerajaan ingin menyunting sang putri. Anehnya, Putri Mandalika selalu menerima pinangan dari setiap pangeran itu.

Kisruh pun terjadi, para pelamar sampai ingin berperang untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan sang putri.

Melihat hal itu, sang raja tidak tinggal diam. Ia menasihati Putri Mandalika untuk memilih salah satu atau nantinya para pangeran tersebut akan perang.

Nasihat itu pun dipikirkan matang-matang oleh Putri Mandalika, bahkan ia sampai bersemedi untuk mendapatkan jawaban.

Akhirnya, sang putri menjanjikan jawaban pada tanggal 20 bulan 10 penganggalan Sasak. Semua pangeran telah berkumpul dengan membawa rakyatnya masing-masing.

Lokasi pertemuan adalah Pantai Kuta. Pada hari itu, Pantai Kuta dipenuhi manusia, mereka yang penasaran dengan pilihan sang putri.

Tibalah waktunya sang putri berbicara. Dalam bahasa sekarang, berikut ini adalah parafrasenya:

"Wahai ayahanda dan ibunda serta semua pangeran dan rakyat negeri Tonjang Beru yang aku cintai! Setelah aku pikirkan dengan matang, aku memutuskan bahwa diriku untuk kalian semua. Aku tidak dapat memilih satu di antara banyak pangeran. Diriku telah ditakdirkan menjadi nyale yang dapat kalian nikmati bersama pada bulan dan tanggal saat munculnya nyale di permukaan laut.”

Semua orang pun sontak tersentak. Pesan itu membuat kaget seluruh orang.

Belum reda kekagetan orang-orang, Putri Mandalika melompat ke laut. Kekagetan berganti menjadi kepanikan dan teriakan histeris.

Pada saat pula alam pun ikut andil. Secara tiba-tiba ada gelombang laut besar dan petir menyambar.

KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA Ribuan warga membanjiri Pantai Seger di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Minggu (28/2/2016), untuk merayakan tradisi 'Bau Nyale'.

Semua orang berusaha mencari sang putri. Tak juga sang putri ketemu, justru muncul beragam binatang dalam jumlah banyak dari dasar laut. Mereka adalah cacing laut dalam aneka rupa mempesona, paduan antara putih, hitam, hijau, kuning, dan cokelat.

Binatang itu kemudian disebut sebagai nyale. Banyak orang Lombok meyakini binatang itu sebagai jelmaan sang putri yang hilang ditelan lautan sekaligus penanda cintanya pada Mandalika.

Dari sanalah kemudian lahir tradisi bau nyale di Lombok, yang dilakukan berupa upacara perburuan cacing laut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com