Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Bentuk Ketupat yang Hampir Punah

Kompas.com - 07/07/2016, 16:04 WIB

KETUPAT dibuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman janur muda. Ketupat biasanya menjadi teman makan opor ayam atau sambal goreng ati saat Lebaran. Namun, tahukah Anda bahwa ada 12 bentuk ketupat yang hampir punah?

Prof. Dr. Florentinus Gregorius Winarno, seorang pakar ilmu teknologi pangan yang juga dikenal dengan nama F.G. Winarno ini mengungkapkan bentuk ketupat asli dalam sebuah handout sederhana berjudul "Tumpeng Offering", seperti dikutip dari SajianSedap.com. Untuk lebih lengkap, simak ulasannya berikut ini.

Ketupat Bagea

Bentuk ketupat bagea hampir bundar dan helaian janur menjuntai di bagian atas. Anyaman janur menyilang dan mirip dengan kue bagea, itu sebabnya ketupat ini diberi nama ketupat bagea.

Ketupat Bata

Ketupat ini dikenal juga dengan nama Ketupat Luwar, dibuat dari dua helai janur dan memiliki bentuk persegi panjang. Satu helai janur ada disatu sudut, sedangkan satu helai lainnya ada di sudut lainnya yang bersebrangan. Ketupat bata seringkali digunakan sebagai simbol tercapainya keinginan dan sebagai pengharapan agar jabang bayi dapat lahir dengan mudah, serta selamat.

Ketupat Bebek

Ketupat ini berukuran kecil, dan bagian bawah ketupat sedikit membulat. Bagian ujung ketupat dibiarkan agak panjang dan miring ke atas, sehingga ketupat memiliki bentuk mirip dengan mulut bebek.

Ketupat Debleng

Ketupat debleng dikenal juga dengan nama ketupat sintok, yang dijadikan simbol wanita cantik dan berbudi luhur. Ketupat ini dibuat menggunakan empat helai janur, dengan helaian janur di dua sudut yang berseberangan. Ketupat ini dibuat sebagai pengharapan anak perempuan yang akan lahir akan cantik dan berbudi luhur.

Ketupat Gatep

Ketupat ini memiliki bentuk yang mirip dengan ketupat bebek. Hanya saja ketupat ini memiliki bentuk yang lebih mirip dengan huruf D kecil.

Ketupat Geleng

Ketupat ini memiliki bentuk yang sama seperti ketupat bata, yakni persegi panjang. Hanya saja pada ketupat ini tidak ada satupun helaian janur yang menjuntai.

Ketupat Jago

Jika biasanya ketupat dibuat dari dua helai janur, lain halnya dengan ketupat jago yang dibuat dari delapan helai janur. Ketupat ini memiliki bentuk segitiga sama kaki, dengan ujung ketupat menjuntai di bagian kiri. Serta sisa helaian janur diikat di bagian atas ketupat.

Ketupat jago biasanya disajikan saat acara empat bulanan, dengan harapan bila bayi yang dikandung laki-laki akan menjadi seorang yang jago, watak kesatria, dan berkedudukan tinggi.

Ketupat Pendawa

Ketupat pendawa memiliki bentuk segitiga dengan helaian janur berada di bagian ujung, dan dikepang.

Ketupat Sidalungguh

Bentuk ketupat ini kecil dan mungil. Ketupat sidalungguh biasanya digunakan saat acara syukuran empat bulan. Ketupat dijadikan simbol kandungan yang sudah ditiupkan rohnya, sehingga jabang bayi diberi kedudukan atau dalam bahasa setempat berarti sidolungguh. Kedudukan jabang bayi yakni manusia kecil.

Ketupat Sari

Ketupat sari memiliki bentuk segitiga sama sisi, namun berukuran lebih kecil dibandingkan ketupat jago. Helaian janur pada ketupat sari menjuntai di bagian sudut kiri dan kanan ketupat.

Ketupat Sidapurna

Ketupat ini memiliki bentuk seperti huruf P terbalik, dan terlihat seperti kipas sate. Bagian sudut ketupat dilipat mirip pita, yang berfungsi juga sebagai hiasan.

Ketupat Tumpeng

Bentuk ketupat ini mirip dengan tumpeng yang mengerucut pada bagian atas, dan melebar pada bagian bawah. Helaian janur yang tersisa menjuntai di bagian ketupat yang meruncing. (SCI/SajianSedap.com/dari berbagai sumber)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com