Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Oleh-oleh Tape Ketan Kuningan, Ini Cara Bedakan Sudah Matang atau Belum

Kompas.com - 10/07/2016, 14:06 WIB
Muhammad Irzal Adikurnia

Penulis

KUNINGAN, KOMPAS.com - Mudik melewati Kabupaten Kuningan, jangan lupa membeli buah tangan khasnya, salah satunya tape ketan. Namun, membelinya tak bisa sembarangan, perlu pengetahuan khusus untuk memilih yang sudah matang atau belum.

Erna Soen, Manager “Teh Diah” salah satu sentra oleh-oleh Kuningan yang selalu ramai dikunjungi wisatawan berbagi tips memilih tape ketan yang benar. Ia mengatakan dalam menentukan untuk membeli yang sudah matang atau belum, bisa disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.

“Yang penting bisa bedain mana yang sudah mateng mana yang belum, supaya tidak salah bawa atau kasih ke saudara," ujar Erna, kepada KompasTravel di sentra oleh-oleh Teh Diah, Jumat (8/7/2016).

Seharusnya produsen ketan selalu mencantumkan kapan tanggal pembuatan dan kapan tanggal kematangan dari setiap tape ketan. Namun semakin banyak produsen, menurut Erna sudah jarang yang mencantumkannya, tinggal wisatawan yang pintar menyeleksi setiap membeli tape ketan tersebut.

Berikut tips cara membedakan oleh-oleh Tape Ketan Ember khas Kuningan, yang dihimpun KompasTravel:

1. Berair

Tape ketan yang sudah matang akan mulai mengeluarkan air hasil fermentasi ketan. Oleh karena itu tak heran ember menjadi tempat yang khas untuk membungkus tape tersebut, agar air di dalamnya tak berceceran.

Air hasil fermentasi tersebut sangat segar jika diminum dan rasanya manis. Tak jarang banyak wisatawan yang menggemari tape dengan tingkat kematangan tinggi karena mengandung banyak air.

2. Tercium wangi alkohol yang menyengat

“Air hasil fermentasinya mengandung alkohol alami, makanya bau alkoholnya kecium semakin matang semakin menyengat,” ujar Erna.

Wangi alkohol yang semakin menyengat ketika matang tersebut berasal dari air hasil fermentasi tape. Oleh karena itu tingkat kematangan harus disesuaikan juga dengan jarak tempuh dan kendaraan yang dipakai saat mudik.

Erna mengatakan beberapa yang membawa tape dalam keadaan matang kerap tidak dapat membawanya dalam pesawat saat pulang.

3. Semakin matang semakin lembek

Selain aroma rasa dan tekstur pun ikut berubah sesuai kematangan tape. Tape ketan yang sudah matang akan bertekstur lembek dan lembut. Jika belum matang, tekstur tape sendiri seperti butiran nasi yang keras, berwarna putih kehijauan akibat daun katuk.

4. Terlalu matang rasanya akan semakin tajam

Berbeda orang, berbeda juga selera rasanya. Jika Anda ingin merasakan tape yang lebih kuat rasa manis dan alkoholnya, cobalah tape yang sudah sangat matang. Namun jika tidak menyukai rasa yang terlalu tajam, cobalah tape yang baru sehari atau dua hari matangnya.

“Semakin matang, rasanya itu semakin tajam, kalau kata orang sunda ‘nyegrak’ manisnya,” ujar Erna.

Tingkat kematangan tape sendiri maksimal 10 hari dengan suhu ruangan atau 1 bulan di dalam lemari pendingin. Jika Anda membelinya dalam keadaan belum matang, tinggal menutup embernya di suhu ruangan, tunggu beberapa hari maka tape tersebut akan terfermentasi dengan sendirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com