Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu yang Tepat Mengunjungi Menara Kudus?

Kompas.com - 10/07/2016, 20:03 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

KUDUS, KOMPAS.com - Jika ada pertanyaan kapan waktu yang tepat mengunjungi Menara Kudus yang berlokasi di Kudus, Jawa Tengah? Maka jawabannya adalah saat malam hari. Seperti saat Kompas.com berkunjung pada Kamis (7/7/2016) petang atau hari kedua Lebaran, pengunjung sangat ramai.

Jika dilihat dari plat nomor kendaraan yang parkir, pengunjung rata-rata berasal dari luar kota yang entah sengaja mampir atau kebetulan tengah bersilaturahmi dengan sanak saudaranya di Kudus.

Hilir mudik orang pergi ke masjid untuk menunaikan shalat, berziarah ke makam Sunan Kudus ataupun hanya sekedar berfoto ria di depan menara. Rupanya mengambil gambar dengan latar belakang Menara Kudus pada malam hari lebih asyik.

Tidak hanya terhindar terik matahari, Menara Kudus ini juga terlihat kokoh saat diterpa lampu sorot dari berbagai sudut taman. Apalagi saat itu langit cerah, dengan bulan sabit merah awal bulan Syawal yang baru saja beranjak.

Bertengger di antara puncak menara dengan mustaka masjid, pemandangan malam berbintang dan bulan sabit ini seolah membawa pengunjung dalam atmosfer Timur Tengah.

"Saya kebetulan silaturahmi Lebaran ke saudara di dekat sini dan sengaja mampir ke Menara. Ternyata kalau malam lebih indah, spot fotonya banyak," kata Ana (31), wanita kelahiran Kudus yang saat ini tinggal di Semarang ini.

Sayang sekali, pada malam hari pengunjung tidak dapat naik hingga puncak menara. Pengelola sengaja memasang gembok pada pintu masuk menara agar para pengunjung tidak memaksa naik. Namun saat Kompas.com berada di sana, ada satu rombongan yang diperkenankan naik.

"Mereka sudah dapat izin khusus," kata salah seorang petugas.

Kompas.com/ Syahrul Munir Salah seorang pengunjung berpose didepan Menara Kudus dan Masjid Menara Kudus, Kamis (7/7/2016) malam.
Kendati tak bisa sampai ke puncaknya, berkeliling mengamati Menara Kudus sudah merupakan keasyikan tersendiri. Banyak spot yang bagus untuk sekedar berfoto selfie.

Menara Kudus merupakan salah satu bagian dari kompleks Masjid Menara peninggalan Sunan Kudus, yakni salah satu anggota Wali Songo di era pemerintahan Kesultanan Demak Bintoro. Disebut Masjid Menara karena di kompleks ini terdapat menara yang terbuat dari batu bata merah bersusun yang mirip candi bercorak Hindu-Jawa.

Menara ini memiliki ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 meter persegi. Banyak sekali ornamen dan puluhan piring kuno yang menempel di dinding menara.

Di dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jati untuk menuju puncak menara. Konon pada masa Sunan Kudus yang belum mengenal teknologi pengeras suara, seruan adzan dikumandangkan dari atas menara ini.

Sedangkan pada bagian puncak atap tajug terdapat mustaka yang seperti yang banyak dijumpai di masjid-masjid kuno di jawa. Bangunan-bangunan arkeologis di kompleks menara kudus ini tak hanya pada bagian menara, tetapi juga tampak dari pagar tembok yang mengelilingi kompleks ini.

Masjid sendiri, juga tempat wudhunya dan sebuah gerbang di serambi masjid juga bagian dari warisan masa lampau yang tetap dipertahankan. Jika Anda tertarik berkunjung, obyek wisata Menara Kudus ini letaknya sekitar 2 kilometer dari Simpang Tujuh Kota Kudus, tepatnya di Kelurahan Kauman.

Biasanya tujuan utama para wisatawan ke Menara Kudus adalah untuk berziarah ke makam Syeh Jakfar Shodiq atau Sunan Kudus. Makam Sunan Kudus berada di kompleks pemakaman kuno di samping belakang pengimaman masjid.

Jangan lupa, pengunjung juga bisa berburu suvenir seperti tasbih, busana muslim, kain bordir, kaligrafi dan foto-foto Wali Songo. Sedangkan kuliner khas Kudus seperti Soto Kudus (soto kerbau), Lontong Tahu, Lentog Tanjung dan Jenang Kudus juga layak untuk dicoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com