Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memompa Air Liur di Tanah Batak, Horas!

Kompas.com - 14/07/2016, 16:37 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - "Sesuatu" itu adalah tatkala lelehan gula merah yang legit itu masuk ke mulut, memenuhi ruang rasa bersama gumpalan-gumpalan tepung beras kukus berikut parutan kelapa yang menyebarkan rasa hangat di mulut.

Orang Batak bilang, itu namanya sensasi makan kue ombus-ombus. Kue ini mempunyai jenis lapet dan pohul-pohul.

Lapet berbentuk trapesium, sementara pohul-pohul berbentuk seperti benda yang diremas sekepalan tangan. Hanya pohul-pohul yang tampil telanjang alias tak dibungkus.

Konon dinamai ombus-ombus lantaran cara memakan kue yang dibungkus daun pisang itu harus ditiup-tiup atau diembus-embus dengan napas. Pastinya, makan kue ombus-ombus memang paling nikmat saat penganan khas Tapanuli, Sumatera Utara, itu masih dalam keadaan panas.

Di Toba Samosir, kue ombus-ombus, tidak melenggang sendirian sebagai sajian khas. Pasalnya, ada ikan arsik yang tersohor hingga ke mana-mana. Arsik adalah bumbu olahan untuk makanan berbahan dasar ikan mas. Ikan ini hidup di Danau Toba. Jadi, singkatnya, kita tinggal ambil saja ikan itu.

Yang menonjol dari bumbu arsik adalah warnanya yang kuning emas. Tak cuma itu, bumbu arsik kian "nendang" rasanya gara-gara ada andaliman.

Khalayak banyak mengenal andaliman sebagai "merica batak". Bentuk tanamannya berupa perdu rimbun dengan duri runcing berwarna merah marun. Di situlah tersembunyi pucuk-pucuk muda berujung bulir andaliman. Bentuknya memang mirip bulir lada.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Penjual ombus-ombus, camilan khas masyarakat Batak.

Sebagaimana ditulis Kompas beberapa waktu silam, nama Latin andaliman adalah Zanthoxylum acanthopodium. Sejatinya, "merica batak" ini tumbuh juga di berbagai belahan Asia, seperti China, India, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Perjalanan waktu membuat "merica batak" atau "rempah tuba" memang identik dengan kuliner Batak. Ini yang menjadi pembeda utama masakan khas Batak dengan masakan kari yang bertumpu pada cita rasa daun kari alias Murraya koenigii.

Di seluruh Sumatera, masakan kari memang terbilang mengemuka. Akan tetapi, seolah ada garis batas tegas yang menunjukkan bahwa masakan andaliman punya wilayahnya sendiri.

Silakan bertandang ke Medan dari Provinsi Aceh melalui jalur Aceh Tengah untuk membuktikannya. Begitu tiba di wilayah pesisir Aceh yang meliputi Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Barat, bau masakan kari merajalela.

Namun, begitu memasuki wilayah Aceh Tengah yang kebanyakan penduduknya orang Gayo, giliran aroma andaliman merangsek ke hidung. Jangan lupa, aroma khas ini masih terus menguat hingga di Berastagi, Sumatera Utara.

Nah, ini juga unik. Ikan mas yang menjadi bahan santapan tak dibuang sisiknya. Ikan itu larut dalam lumuran bumbu kuning dengan kandungan andaliman. Luar biasa rasanya, membuat lidah bergetar!

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Mi Gomak

Selanjutnya, intip dan cicipi juga lezatnya mie gomak. Mie dengan kuah berlemak ini bolehlah diacungi jempol sebagai spaghetti-nya kuliner Batak. Mengapa disebut "gomak", lantaran mi ini diambil dengan cara di-gomak alias menggunakan tangan. Alamak nikmatnya!

Satu catatan penting, selain makanan-makanan tadi, kuliner Danau Toba juga dikenal lewat makanan non-halal. Tenang saja, untuk bagian ini, para penikmat kuliner bisa membaca plang nama bertuliskan makanan "halal" atau "non-halal". Pastikan Anda tidak salah sasaran. Sudah jelas petunjuknya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com